Selasa, 08 Maret 2011

Akses Minim, Lulusan Tidak Terserap postheadericon

Diposting oleh cakimam | Pada 05.06

Ilustrasi. (Foto : Dok)
BANTUL (KRjogja.com) - Minimnya akses informasi yang diketahui oleh lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadikan mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu, persoalan kepemilikan modal juga menjadi penghambat lulusan tersebut membuka usaha.
Menurut Kasi Kurikulum dan Tenaga Pendidikan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul, Slamet Raharja dari total lulusan tahun 2010 yang berjumlah lebih dari 7.000 siswa, angka penyerapan tenaga kerja dan yang melanjutkan sekolah terhitung rendah. “Tugas pemerintah dan sekolah tidak sekedar meluluskan, namun juga menyalurkan tenaga baru tersebut,” ujarnya di Pendopo Parasamya, Selasa (8/3).
Untuk siswa SMA yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi hanya berkisar 40 persen. Sementara lulusan SMK yang berorientasi kerja, hanya terserap sekitar 63 persen. “Data tersebut dari masukan yang diperoleh dinas,” jelasnya.
Slamet mengungkapkan, minat dan kemampuan siswa lulusan dari sekolah di Bantul, memiliki kemampuan bersaing, namun karena kurang akses dan kepemilikan modal, maka potensi tersebut tidak tersalurkan dengan baik. Dengan kondisi tersebut, imbuh Slamet, maka tugas tenaga pendidik adalah menyalurkan informasi, selain membekali kemampuan dan mental bersaing.
Pola adaptif dan produktif musti disampaikan kepada siswa. Dia menilai, tenaga kerja yang terampil dapat dinilai dari pendidikan, pelatihan, sertifikasi, dan penempatan yang tepat. “Karenanya, sekolah harus sesuai dengan bakat dan minat, agar potensi dapat muncul dengan maksimal,” tegasnya.
Sementara Wakil Bupati, Drs Sumarno Prs berpesan agar semua lulusan dapat memanfaatkan peluang dan potensi untuk mendapatkan kesejahteraan. Meski tidak bekerja diperusahaan, lulusan sekolah diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan mandiri. (*-7)

0 komentar:

Posting Komentar