Rabu, 20 April 2011

Ferdiansyah: Cetakan Soal UN Kurang Jelas postheadericon


Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI (bidang Pendidikan), Ferdiansyah, mengatakan, pihaknya menemukan `enam catatan` penting (sebagian besar butuh perbaikan) selang melakukan peninjauan pelaksanaan UN di sejumlah sekolah di Provinsi Kalimantan Selatan.

"Yang pertama, menyangkut cetakan soal yang dibagikan kada siswa, kurang jelas (sulit terbaca)," ungkapnya kepada ANTARA melalui hubungan telefon seluler, Rabu, di sela-sela peninjauan atas pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Provinsi Kalsel, Rabu.

Politisi Partai Golkar ini yang berada di Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak Selasa (19/4) dan telah meninjau pelaksanaan UN di beberapa sekolah tersebut kemudian menunjuk perbaikan waktu pelaksanaan (UN) sebagai catatan kedua hasil temuannya.

"Menurut saya, waktu pelaksanaan UN untuk SMA, SMK dan MA dimulai awal bulan Mei, supaya menuntaskannya tidak terburu-buru," katanya.

Selanjutnya, catatan ketiganya menyangkut (proses) pencairan dana yang terlambat dari Pemerintah Pusat.

"Ini agaknya termasuk salah satu faktor penting untuk diperbaiki, demi kelancaran UN," tambahnya.

Namun, sebagai catatan keempat, Ferdiansyah menemukan data berupa cukup baiknya respons (semua pihak) terhadap perjuangan Komisi X DPR RI tentang format UN sekarang (terutama menyangkut syarat kelulusan melibatkan pula unsur otonomi).

"Akan tetapi, yang menjadi catatan kelima saya, ialah, sosialisasi UN yang belum optimal. Paling tidak untuk hal ini (karena ada perubahan syarat kelulusan dibanding tahun sebelumnya), maka butuh empat bulan sebelum pelaksanaannya," ujarnya.

Di sini, menurutnya, terlihat lagi kesan terburu-buru dan tergesa-gesa.

"Terakhir, keenam, perlu pendalaman peran Pemeritah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota, agar jelas manajemen operasionalnya," pungkas Ferdiansyah. (*)
(ANT/M036)

PKS Dinilai Miliki Posisi Tawar Tinggi postheadericon


Jakarta (ANTARA News) - Nilai posisi tawar (bargaining) yang tinggi serta jejak historis yang istimewa membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap memiliki 'tempat' dalam kontrak baru koalisi. Terbukti, dengan posisi empat menteri di kabinet membuat PKS 'berbeda' dengan partai lain yang juga tergabung dalam koalisi, kata pengamat politik di Jakarta, Selasa.

Menurut pengamat politik Alfan Alfian, bahwa sudah bisa dipastikan PKS akan tetap bergabung dalam koalisi jilid dua (kontrak baru). Karena terkait dukungan terhadap SBY, bagaimana pun, PKS memiliki historis yang lebih, bahkan berbeda dibanding partai lain. "Karena itu, meski tampaknya ada perbedaan atau dinamika tarik ulur di internal koalisi partai, saya tetap yakin PKS tetap bagian dari koalisi," katanya.

Untuk menjelaskan itu, kata Alfan, secara historis, PKS memang telah lebih dulu bergabung dan berkontribusi terhadap keberlangsungan koalisi. Dan itu poin yang penting bagi parameter dukungan terhadap SBY. "Telah terjadi simbiosis mutualisme. Dengan masuknya PKS dalam koalisi, akan menguntungkan SBY. Begitupun sebaliknya," ujar Alfan.

Dengan demikian, wajar jika PKS memiliki posisi tawar yang tinggi dibanding partai lain. Terbukti, di kabinet PKS berhasil mendudukan empat kadernya sebagai menteri dengan posisi strategis. "Ini sudah menjadi komitmen dua pihak yang harus bisa dihormati satu sama lain. Sehingga harapan dinamika koalisi bisa berjalan lebih tenang dan kondusif bisa terwujud karena dikawal bersama-sama," kata Alfan.

Sebelumnya, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq diberitakan berpeluang mendapat giliran pertama menjadi ketua harian Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi. Jika memang sudah disepakati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menjadi wakil ketua koalisi mendampingi SBY sebagai ketua koalisi, maka jabatan ketua harian semestinya segera digilir secara bergantian oleh para ketua umum parpol koalisi.

Menurut Alfan, dengan melihat jejak historis yang ada sudah wajar jika giliran pertama kursi ketua harian Setgab diberikan kepada PKS. Selain itu, dilihat dari jumlah kursi di parlemen, PKS lebih banyak dibanding PAN, PKB dan PPP. Karena Demokrat dan Golkar sudah mendapat kursi ketua dan wakil ketua koalisi.

"Kalau kita melihat jumlah kursi, PKS lebih banyak dari PAN, PKB dan PPP. Jadi Presiden PKS bisa mendapat giliran pertama jadi ketua harian Setgab," demikian Alfan Alfian. (*)
(R009/K004)
 

PKS akan Kirim Surat untuk Presiden postheadericon


Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan bahwa Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq akan mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait koalisi partai politik pendukung pemerintah.

"Tadi saya dapat informasi dari Mensesneg (Sudi Silalahi-red), Presiden PKS telah menghubungi Mensesneg menyatakan mereka akan mengirim surat kepada Presiden," kata Julian ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu.

Mensesneg Sudi Silalahi telah menyatakan kepada presiden PKS bahwa sebaiknya surat itu disampaikan kepada Presiden Yudhoyono melalui dirinya atau Menko Polhukam Djoko Suyanto.

"Mensesneg menyarankan (surat-red) dikirim melalui menko polhukam atau ke mensesneg," kata Julian.

Julian belum mengetahui isi surat yang akan dikirimkan tersebut. Namun, dia menegaskan surat itu adalah bentuk penegasan sikap PKS terhadap koalisi.

"Belum ada informasi isi surat, bisa saja rekomendasi, usulan, atau pernyataan untuk bersedia," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera sudah setuju untuk memaraf konsep kesepakatan politik antarpartai koalisi.

"Saya mendengar PKS juga sudah memberikan persetujuan untuk memaraf konsep kesepakatan politik. Kalau PKS sudah menyetujui rancangan penyempurnaan etika koalisi berarti saya kira sudah tuntas," kata Anas disela menghadiri perayaan milad ke-13 PKS di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (17/4).

Anas yang juga ketua harian Setgab Koalisi menjelaskan bahwa tidak ada kontrak koalisi baru atau pun perubahan, yang ada hanya penyempurnaan untuk melengkapi "Code of Conduct" (kode etik) koalisi.

(F008/R010/S026)

Syarif Merakit Sendiri Bomnya? postheadericon


Jakarta (ANTARA News) - Siapa sangka pemuda tampan nan kalem itu punya niat meledakkan diri di dalam masjid.

Saat dia memasuki Mapolresta Cirebon untuk salat Jumat dengan berbusanakan pakaian koko dan peci hitam, Ramhat Sunyoto, pedagang es krim di depan Mapolresta, mengiranya khatib dan imam salah Jumat.

"Wajahnya ganteng, putih bersih dan pembawaanya kalem, jadi saya sangka dia khatrib Jumat kali ini saat melintasi dagangan es saya," kata Rahmat yang kepalanya terkena lontaran mur akibat ledakan bom itu.

Ia menjeaskan, saat memasuki masjid untuk memulai salat sunah tahiyatul masjid, Rahmat sempat melirik ke arah pelaku yang duduk bersender di pintu sebelah kiri.

"Saya masih melihatnya duduk saat akan mulai salat dan masih berpikiran kalau dia itulah khatib Jumat karena berbeda dengan yang lain yang umumnya anggota polisi," katanya.

Tak dinyana, si kalem itulah yang menyebabkan kepalanya harus dioperasi setelah sebuah mur ukuran 8 bersarang di kepala belakang sebelah kanannya.  Saat itu pelaku berada satu shaf di belakang Rahmat, agak ke kanan.

Rahmat masih dalam posisi duduk dan bersiap berdiri, namun tiba-tiba terdenga ledakan. "Saya kira ledakan dari listrik, dan saya langsung berlari ke luar," katanya.

Sebagian orang yang mengenal si pemuda yang kemudian diketahui bernama Muhammad Syarif ini tidak menyangka dia nekad menjadi pelaku bunuh diri.

Mereka yang tidak menyangka ini, diantaranya adalah rekan- rekan seprofesinya di konter HP dan jasa cetak foto di Toserta Surya Cirebon, tempat usaha terakhir Syarif.

"Dia tampan dan sopan serta tidak banyak bicara kalau nggak ditegur. Tapi karena jago komputer, jadi banyak juga yang kenal di sini," kata Hesti, seorang penjaga konter.

Hesti bercerita, sesekali Syarif berselisih paham dengan teman sesama usaha konter. Orang ini tidak mau kalah berdebat, apalagi kalau bicara soal benar-salah menurut agama.

Namun di mata Andi Mulya, tokoh Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) Wilayah Cirebon, perangai Syarif itu tidak aneh.  Dia tahu Syarif memang terlalu keras dan tidak menoleransi apa pun yang diyakininya menyimpang dari syariat Islam.

Andi mengaku bangga padan keteguhan Starif dalam menegakkan syariat Islam dan selalu bertindak sesuai norma agama, tetapi dia kaget kalau Syariflah pelaku bom bunuh diri itu.

"Dia kemungkinan dimanfaatkan kelompok lain untuk melakukan bunuh diri, tetapi bisa juga itu merupakan tindakannya sendiri, karena dia sering berbuat menurut pendapatnya sendiri tanpa melihat lingkungannya," kata Andi.

Ia mencontohkan, Syarif tidak segan-segan membangunkan orang yang tidur di masjid dengan menyepakan kakinya kepada si orang tertidur itu, jika waktu salat sudah tiba.

"Menyadarkan orang untuk segera salat dan tidak menjadikan mesjid sebagai sarana tidur itu baik, tetapi belum tentu caranya itu diterima orang, karena dinggap kasar," ujar Andi.

Tidak hanya orang luar, ayah kandung Syarif sendiri, Abdul Gofur (64) juga merasakan kejanggalan sang anak yang begitu fanatik terhadap syariat Islam, terutama  sejak tahun 2009. Syarif menyatakan sistem hukum yang dianut Indonesia serkarang adalah warisan Belanda dan dianggap kafir.

Sementara istri yang sebelumnya tidak yakin suaminya menjadi pelaku bom bunuh diri, akhirnya tak kuat menahan beban pikiran setelah dia mendengar pengumuman dari Mabes Polri, Senin siang.

"Dia masih syok, walaupun sebenarnya sejak kemarin sudah mulai takut menerima apa yang akan terjadi, apalagi dia hamil tua," kata seorang kerabatnya.

Minuman keras

Sampai kini motif pelaku masih misterius. Polisi pun harus bisa mengejar rekan-rekan terdekatnya atau mencari wasiat yang ditinggalkannya.

Dari rentetan kejadian sebelum terjadi bom dan temperamennya yang emosional, bisa jadi tindakan bunuh diri itu hanya dilakukan atas inisiatif sendiri.

Masih belum jelas, dendam apa yang membuat pelaku nekad melakukan aksi keji itu.  Namun jika melihat hubungannya dengan Polresta Cirebon, maka bisa jadi dia kesal karena tindakan kelompoknya yang berusaha memberantas minuman keras beberapa waktu, diaggap perbuatan pidana oleh polisi.

Perusakan tiga minimarket karena menjual bebas minuman keras pada 19 September 2010 di Kota Cirebon oleh kelompok massa yang diduga melibatkan Syarif, bisa jadi merupakan latar belakang serangan bom bunuh diri Syarif.

Syarif diduga tidak menerima perlakuan polisi yang mencap kriminal aksi mereka ketika merusak toko penjual minuman keras.

Mereka menganggap sistem hukum sudah tidak adil karena membiarkan toko-toko menjual minuman keras secara bebas sehingga meracuni masyarakat.

Syarif dan kelompoknya akhirnya menempuh langkahnya sendiri. Pesannya jelas, jangan menjual minuman kera, apa pun dalihnya, karena hukumnya haram.

Tidak hanya soal minuman keras.  Kekerasan sikapnya dia tunjukkan ke sesama umat Islam ketika menurunkan satu spanduk di sekitar Mesjid Attaqwa Cirebon, tanpa berkoordinasi dengan panitia yang juga sesama umat Islam.

Pokoknya, dia akan bertindak jika sesuatu apa pun dinilainya sudah di luar syariat Islam.

Tak heran, tanpa disuruh siapa-siapa, dia berdiri paling depan menghadapi massa Ahmadyah dari Manis Lor, karena dia menilai ajarah Ahmadyah menyimpang dan murtad.

Sekali lagi, pesan Syarif adalah jangan sekali-kali meremehkan syariat Islam dan jangan sampai hukum positif di negeri ini menjadi ancaman terhadap penegakan syariat Islam.

Artinya, minunam keras itu jelas dilarang agama karena merusak moral generasi muda. Pemerintah, katanya, seharusnya membuat aturan tegas guna melarang penjualan minuman keras, apalagi sampai menjualnya kepada orang beragama Islam.

Menurut ayahnya, Syarif sangat membenci sistem hukum peninggalan Belanda yang diangapnya jauh dari syariat Islam.

"Anak saya punya keinginan kuat untuk mengubah sistem hukum di sini sesuai dengan syariat Islam," kata sang ayah.

Sudah terendus

Lalu mengapa Syarif nekad melakukan serangan  bom bunuh diri?

Jawabnya mungkin ada pada satu ocehan dari pelaku kepada seorang rekanya berikut ini, "Daripada ditangkap polisi nanti juga dituntut mati, lebih baik sekalian mati bersama".

Pesan Syarif itu pun kemudian diterjemahkan anggota jaringan mereka sebagai pesan bom bunuh diri.

Ancaman serangan bom di Cirebon ini sendiri sudah terbaca oleh sejumlah sumber.  Mereka ini mengaku bahwa beberapa jam sebelum terjadi ledakan, kalangan intelijen sudah mengetahui sejumlah tempat telah ditentukan target serangan bom.  Tapi, tak ada satu pun yang menyangka target itu ternyata Markas Polresta.

Lebih mengagetkan lagi, bom itu diledakkan di masjid dan saat salat Jumat pula.  Ini disebut-sebut sebagai pola baru yang belum pernah terjadi di Indonesia.

Ahli memperbaiki telepon seluler dan memahami elektronika, membuat pelaku tidak sulit membuat bom sederhana seperti dipakai dalam berbagai konflik di Indonesia.  Kemungkinan Syarif mendapat pelatihan singkat membuat bom sederhana, lalu merakitnya sendiri.

Analisa itu sesuai dengan temuan rangkaian elektronik di rumahnya di Desa Penjalin Kidul, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Majalengka.

"Tujuh rangkaian elektronik ditemukan di rumah mertua yang juga ditempati pelaku di Desa Penjalin Kidul," kata Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Irjen Pol Mathius Salempang.

Polisi sendiri masih belum bisa memastikan untuk apa rangkaian-rangkaian elektronik itu dipakai. Detasemen Khusus 88 Antiteror masih terus menyelidikinya.

"Selain itu, di rumah pelaku ditemukan aluminium, baterai, saklar, bola lampu, mur dan paku," sambung Mathius.

Syarif tampaknya sedang belajar merakit bom, dan dia kerjakan itu di luar rumah.  Tak heran, Sri Malina, istrinya, tidak pernah melihat tersangka mengotak-atik sesuatu rangkaian elektronik di rumah itu.

Masih belum jelas benar, apakah target masjid adalah salah satu agenda kelompok Syarif ataukah hanya inisiatif Syarif sendiri.

Logiknya, jika ingin melukai polisi tentu dia bisa lakukan di mana saja, entah di jalan, di warung atau di mana saja.

Tetapi diduga Syarif ingin mencari target berpangkat tertinggi. Semakin tinggi pangkat polisi dan semakin banyak jatuh korban, mungkin menjadi kebanggaan baginya orang-orang seperti Syarif yang  menganggap diri mereka sedang berperang.

Dan hanya saat salat Jumat itulah, Syarif bisa mendekati seorang komandan polisi tanpa dicurigai.

Kemungkinan besar, sebelum Syarif beraksi, dia dan jaringannya sudah terlebih dahulu mempelajari kebiasaan di masjid Mapolresta itu.

Ini mungkin karena polisi lemah menjaga markasnya, apalagi Syarif sudah dinyatakan tersangka sejak SIM C-nya tertinggal di TKP pembunuhan Kopka Suteja pada 2 April 2011, malam hari.

Ada dua versi mengapa prajurit TNI itu tewas. Pertama, dia mendengar percakapan tentang bom oleh dua pelaku (salah satunya Syarif) di warung milik Ali, di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.  Setelah mendengar percakapan bom, Suteja meminta indentitas kedua orang itu, namun baru saja memasuki warung, dia mendapat serangan mematikan.

Versi kedua, prajurit itu tengah melakukan operasi intelijen untuk mengetahui pelaku pembegalan yang sering terjadi di sekitar daerah itu.

Saat melihat ada dua orang yang mencurigakan di warung milik Ali, Suteja berusaha meringkus keduanya, namun fatal kedua pelaku itu rupanya lebih dulu siap menyerang dengan senjata tajam.

Andai saja polisi segera memburu pelaku pembunuhan Suteja ini atau minimal menyebar informasi mengenai kasus ini ke semua pos polisi, mungkin si `DPO` itu tidak akan berani memasuki markas polisi.  Apalagi, berada di tengah-tengah anggota jamaah salat Jumat yang 90 persen adalah anggota kepolisian.

Jangan sampai mata polisi seperti mata pedagang es durian itu yang terpukau oleh penampilan bersih yang kemudian terbukti mematikan itu.  Polisi harus tetap waspada.(*)

B013/H-KWR

Lokasi Pemakaman MS Tidak Menentu postheadericon


Cirebon (ANTARA News) - Lokasi pemakaman bagi pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Cirebon, Jawa Barat,  M Syarif hingga kini masih tidak menentu, mengingat warga Astanagarib, Pekalipan, Cirebon, Jawa Barat, masih berkutat  dengan pendapat pro-kontra.

"Ada yang setuju dan ada yang tidak kalau jenazah M Syarif dimakamkan di Pemakaman Gunungjati," kata ketua RT02 / W06 Astanagarib Supandi, Rabu.

Jenazah M Syarif hingga sekarang belum tiba di Cirebon dari Jakarta.

Walikota Cirebon Subardi telah mengunjungi rumah orang tua Syarif. Katanya, lokasi pemakaman diserahkan sepenuhnya kepada warga setempat. "Kalau warga menolak tentu akan dicarikan solusinya," katanya.

Suasana rumah orang tua M Syarif terlihat sepi dan hingga kini masih dijaga polisi dan dipasang garis polisi.

Informasi yang dikumpulkan menyebutkan rumah tersebut akan digeledah ulang oleh tim kepolisian.
(*)

KSAD: Tidak Ada Pelanggaran di Kebumen postheadericon


Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan personelnya dalam mengatasi aksi massa di depan Markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad), di Kebumen, Jawa Tengah.

"Penyelidikan dan evaluasi sudah dilakukan dan tidak ditemukan adanya pelanggaran," katanya, usai memimpin serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya di Jakarta, Rabu.

George menegaskan, langkah-langkah yang dilakukan prajurit TNI Angkatan Darat sudah sesuai prosedur diawali dengan langkah persuasif dan tindakan peringatan, namun massa tetap saja merangsek.

"Semua sudah dilakukan sesuai prosedur berlaku, hingga tembakan peringatan tetapi mereka tetap memaksa," ujar Kasad.

Bahkan ia menilai, aksi massa yang melakukan unjukrasa dengan perusakan markas merupakan tindakan perusuh bukan warga masyarakat.

"Itu bukan rakyat, tapi perusuh. Karena sudah membakar gudang senjata kami," katanya.

 George menambahkan, "Kalaupun ditembak sudah sesuai aturan dan standar. Karena beberapa kali sudah diberi peringatan,".

Ia menegaskan, TNI telah melakukan evaluasi dan memeriksa prajurit yang terlibat bentrokan. "Tidak ada yang melanggar," katanya.

Bentrok aparat TNI dengan warga dipicu penolakan warga Bulus Pesantren daerahnya dijadikan tempat latihan militer.

Aksi unjukrasa telah dipersiapkan sejak awal pekan silam yakni pada 11 April dimana sekitar 400 orang Desa Sestrojenar, melakukan aksinya di depan markas dengan membawa senjata tajam, bambu runcing dan membakar ban bekas.

Akibat aksi massa yang terus berlanjut, diadakan pertemuan Panglima Kodam IV, Danrem 072/ Pamungkas, Dandim 0709/Kebumen, dengan masing-masing mitranya dari kepolisian dan Bupati Kebumen pada hari yang sama.

Hasil pertemuan adalah membatalkan uji coba senjata meriam 105 mm.

Namun aksi unjukrasa terus dilakukan warga hingga berujung bentrok pada Sabtu (16/4). Pasca peristiwa tersebut, sudah 21 anggota TNI yang terlibat bentrok, diperiksa secara internal.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Jangan Cuma Sibuk Berlari, dong postheadericon

Barcelona v Real Madrid di Final Copa del Rey Dini Hari Nanti WIB
VALENCIA – Jose Mourinho memang telah bergelimang gelar di sepanjang karir kepelatihannya di tiga negara berbeda: Portugal, Inggris, dan Italia. Tapi, di mata Johan Cruyff, pelatih Real Madrid itu tidak lebih dari seorang penakut. ”Mourinho bukan pelatih sepak bola. Bagaimana tidak, dia menurunkan tujuh pemain bertahan di kandang,” ujar Cruyff seperti dikutip ANI kemarin (19/4).
Cruyff melontarkan kritik keras itu dengan berdasar pada penampilan Real Madrid saat menjamu Barcelona dalam el clasico Liga Primera Spanyol, Minggu dini hari WIB lalu (17/4), di Santiago Bernabeu. Di laga yang berakhir 1-1 tersebut, tim tamu tampil dominan, baik dalam penguasaan bola maupun passing. Total, Barca, julukan Barcelona, mencatatkan 817 passing komplet. Sedangkan Real cuma membuat 278 passing.
Karena itu, jangan lantas beranggapan bahwa Cruyff bicara kencang seperti itu karena ikatan emosinya dengan Barcelona. Sebab, kecaman yang tidak kalah keras juga datang dari kubu Real Madrid.
Legenda Real Madrid Alfredo Di Stefano menyebut permainan klub dengan kostum kebesaran putih-putih itu membosankan. ”Barcelona bermain dengan sangat brilian. Beda dengan Real Madrid, yang bermain tanpa kepribadian. Melawan Barca dengan serangan balik bukan cara yang benar buat Real,” kata Di Stefano seperti dilansir Associated Press.
Real di mata lelaki kelahiran Argentina itu hanya sibuk berlarian. ”Sangat tidak berimbang, seperti menyaksikan pertarungan singa dengan tikus. Pun, Barcelona-lah yang menjadi singanya,” ujar Di Stefano.
Karena itu, Di Stefano meminta dengan tegas Mourinho mengubah gaya permainan timnya saat kembali bertemu Barcelona di final Copa del Rey dini hari nanti WIB di Stadion Mestalla, Valencia. Real mesti memainkan sepak bola indah dan ofensif.
Permintaan serupa disampaikan oleh mantan pelatih klub juara Liga Champions sembilan kali itu, John Toshack. ”Saya tidak kaget kalau Real bermain seperti itu (bertahan, Red) di Liga Champions. Tapi, jangan di final (Copa del Rey) nanti,” kata Toshack seperti dikutip Goal.
Kalau Mourinho mau mendengar permintaan dua bekas sosok penting di Santiago Bernabeu tersebut, bisa dipastikan el clasico dini hari nanti bakal berlangsung seru. Sebab, Barca sudah pasti akan tetap tampil dengan filosofi menyerangnya. ”Kami tetap bermain dengan cara kami, dengan senjata kami,” ucap Carles Puyol, kapten Barcelona.
Dengan bermain seperti itu, Barca berharap tetap mempertahankan rekor tak terkalahkan oleh Real sejak Pep Guardiola menjadi pelatih di klub yang bermarkas di Nou Camp tersebut pada 2008. ”Kami tidak terlalu gusar dengan hasil seri (di Liga Primera) itu. Kami tetap unggul secara permainan,” kata Xavi Hernandez, gelandang Barca. (ham/jpnn)
sumber:http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/16038-jangan-cuma-sibuk-berlari-dong-.html

Fungsionaris PKB Pindah ke Demokrat postheadericon




JAKARTA – Penutupan acara konsolidasi eksekutif dan legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) se-Indonesia kemarin (19/4) sedikit terganggu oleh kabar yang kurang menggembirakan. Pemicunya adalah keputusan Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB Mujib Khudlori untuk ’’loncat pagar’’ ke Partai Demokrat.
’’Tadi pagi kami sudah berkomunikasi. Beliau (Mujib Khudlori, Red) mengatakan sudah berafiliasi ke Partai Demokrat. Ya sudah, terserah saja,’’ kata Sekretaris Dewan Syura DPP PKB Andi Muawiyah Ramli kepada wartawan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, kemarin.
Turut mendampingi Sekjen DPP PKB Imam Nahrawi, Ketua DPP PKB yang juga Ketua Fraksi PKB di DPR Marwan Jafar, dan Wasekjen DPP PKB Hanif Dhakiri. Konferensi pers itu sebenarnya diadakan tidak untuk merespons khusus manuver Mujib. Tetapi, persoalan tersebut mau tidak mau juga menjadi perhatian.
Andi mengatakan, hijrahnya Mujib yang juga ketua umum ormas Ikhwanul Muballighin itu tidak akan berpengaruh signifikan bagi PKB. Apalagi ormas Ikhwanul Muballighin tidak pernah berafiliasi dengan PKB. ’’Silakan Partai Demokrat berbahagia dengan Mujib Khudlori. Bagi kami, beliau sangat lucu, sebelumnya juga pernah berafiliasi dengan PPP,’’ sindirnya.
Imam Nahrawi menyampaikan kultur di PKB, setiap ada masalah, selalu dilakukan tabayyun atau proses klarifikasi. Karena itu, DPP PKB berencana mengundang Mujib untuk hadir dalam sidang majelis tahkim yang berfungsi semacam mahkamah partai. ’’Kalaupun benar mundur, kami ingin dengar alasannya,’’ kata anggota Komisi V DPR itu.
Marwan Jafar mengatakan, perpindahan Mujib ke Partai Demokrat terkait dengan pendanaan Kongres Ikhwanul Muballighin yang berakhir Senin, 18 April lalu. Menurut dia, kongres tersebut menerima sumbangan Rp 1 miliar dari partai dengan Ketua Umum Anas Urbaningrum itu.
’’Mereka disumbang Rp 1 miliar untuk mendatangkan anggota-anggotanya dari berbagai provinsi. Meski, sebenarnya anggotanya masih abal-abal juga,’’ jelas Marwan. Saat penutupan Kongres Ikhwanul Muballighin, Anas sekaligus meresmikan bergabungnya ormas tersebut ke Partai Demokrat.
Marwan menegaskan, hengkangnya Mujib tidak akan berpengaruh apa pun bagi PKB. Mujib bukan kader inti PKB. ’’Dia itu baru masuk PKB awal 2009,’’ ujar Marwan. Pemikiran untuk merangkul Mujib, lanjut Marwan, muncul setelah Muktamar Ancol yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum.
’’Kami butuh ustad muda yang masuk di dewan syura, jangan cuma ada ustad muda di dewan tanfidz,’’ katanya.
Marwan juga memastikan, persoalan tersebut tidak akan mengganggu hubungan PKB dengan Partai Demokrat. ’’Tidak ada persoalan ap apun. Justru kami akan mendorong koalisi lebih produktif dan akseleratif,’’ tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Mujib mengatakan bergabung ke PKB secara personal. Karena itu, Ikhwanul Muballighin tidak pernah menjadi underbow PKB. Meski begitu, dia tetap ingin membesarkan ormasnya melalui PKB. Tetapi, target itu tidak berjalan maksimal. ’’Rupanya di PKB banyak ormas juga,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, awalnya Ikhwanul Muballighin merupakan bentukan sejumlah ’’kiai keras’’ PPP. Dia juga sempat berafiliasi ke PPP. Namun, dalam prosesnya mereka melepaskan diri dari partai berlambang Kakbah itu.
Sikap untuk bergabung dengan Partai Demokrat, imbuh dia, merupakan keputusan resmi rapat pleno Kongres Ikhwanul Muballighin. Mujib juga tidak menampik bahwa Partai Demokrat mem-backup penuh kongres itu. ’’Keputusan ini untuk menghidupkan organisasi,’’ kata Mujib, diplomatis.
Mujib menganggap berpindah partai merupakan suatu kewajaran dalam dunia politik. Bagi dia, parpol adalah media perjuangan. ’’PKB-Demokrat sama saja, masih satu kereta yang sama, meski berbeda gerbong,’’ tegasnya. (jpnn)
sumber: http://www.radarjogja.co.id/berita/politika/16033-fungsionaris-pkb-pindah-ke-demokrat.html

Sidang Perdana, Aa Gym Mangkir postheadericon


BANDUNG –
Sidang perdana perceraian antara KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dan istri pertamanya, Ninih Mutmainah alias Teh Ninih, berlangsung kemarin (19/4). Dalam sidang di Pengadilan Agama (PA) Kota Bandung itu, baik Aa Gym maupun Teh Ninih memilih tidak hadir. Keduanya hanya diwakili pengacara.
Kuasa hukum Aa Gym, Jenal SH MH, sebagai pihak pemohon tiba di PA Kota Bandung sekitar pukul 11.00. Dia mengatakan, kliennya sedang menjalani ibadah umrah. ’’Sejak sepuluh hari yang lalu sedang menjalani umrah, jadi berhalangan hadir. Tetapi, beliau berpesan untuk menjalani sidang sesuai dengan prosedur yang berlaku,’’ ujar Jenal sebelum sidang kemarin.
Dia menambahkan, status Aa Gym dan Teh Ninih masih suami istri karena majelis hakim belum mengeluarkan putusan. Meski demikian, dia mengatakan, Teh Ninih sudah tidak tinggal satu atap dengan pengasuh Pesantren Darut Tauhid Bandung tersebut. ’’Sepengetahuan saya, kalau saya berkunjung ke sana (rumah, Red), tidak melihat Teh Ninih di sana,’’ papar Jenal.
Dalam sidang tersebut, hakim hanya memeriksa berkas-berkas dari kuasa hukum dua pihak. Tak lupa, hakim berupaya memediasi keduanya.
Akan tetapi, karena pemohon dan termohon cerai tidak hadir, majelis hakim memutuskan sidang diundur hingga 3 Mei mendatang. ”Upaya perdamaian akan dilakukan terlebih dahulu oleh majelis hukum. Tapi, karena principal dari masing-masing pihak tidak hadir, sidang diundur dua minggu dari sekarang, yaitu pada 3 Mei,’’ kata majelis hakim Acep Saefudin. Acep memerintahkan masing-masing kuasa hukum untuk mendatangkan Aa Gym dan Teh Ninih (principal, Red) pada sidang selanjutnya.
Sementara itu, Teh Ninih sebagai pihak termohon juga tidak hadir dalam sidang perdana tersebut. Perempuan berjilbab itu hanya diwakili kuasa hukumnya, Iwan Setiawan SH. Menurut dia, Teh Ninih sudah berbeda pendapat dengan Aa Gym.
’’Teh Ninih pada hari ini (19/4) tidak bisa hadir karena kesibukan pekerjaan. Perbedaan pendapat berlangsung sejak dua tahun yang lalu. Teh Ninih menerima saja gugatan cerai tersebut. Tetapi, pada dasarnya, Teh Ninih masih ingin bertahan dengan Aa Gym,’’ bebernya.
Aa Gym telah mengajukan gugatan cerai talak kepada Teh Ninih. Talak tersebut didaftarkan di PA Kota Bandung pada 14 Maret 2011. (dhi/jpnn)
sumber:http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/16036-sidang-perdana-aa-gym-mangkir.html

Selasa, 19 April 2011

Ksatria dan Siap Kalah postheadericon



KULONPROGO - Warga berharap pelaksanaan Pemilukada 2011 Kulonprogo berjalan lancar, damai, tanpa amuk massa. Agar tidak terjadi hal tersebut maka diperlukan sikap ksatria para calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabub) menerima kekalahan. Seringkali pihak yang melakukan amuk massa adalah yang kalah.
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kulonprogo secara resmi menetapkan nomor urut keempat pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Pemilukada 2011. Penetapan tersebut disampaikan dalam Rapat Pleno Terbuka Penetapan Calon dan Penentuan Nomor Urut Calon Peserta Pemilukada di Pendopo KPUD Kulonprogo kemarin (19/4).
Rapat dipimpin Ketua KPUD Siti Ghoniyatun dihadiri keempat pasang kandidat. Selain itu juga dihadiri Bupati Kulonprogo Toyo Santoso Dipo, Kapolres Kulonprogo, Dandim 0731/Kulonprogo, KPU Provinsi DIJ, Ketua Panwaslu disaksikan wakil partai politik/gabungan parpol yang mengajukan pasangan calon serta kader dan simpatisan.
“Pengundian nomor urut dilakukan dalam Rapat Pleno Terbuka yang dihadiri pasangan calon dan wakil dari partai politik. Setelah diperoleh nomor urut maka akan segera dibuat daftar dan dilampirkan dalam berita acara,” ujar Siti.
Pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon tersebut dilakukan sesuai ketentuan yang tertera dalam Peraturan KPU 13/2010 pasal 46. Dalam Rapat Pleno Terbuka tersebut juga dilakukan Deklarasi Pemilukada Damai 2011 yang ditandai dengan penandatanganan deklarasi oleh masing-masing pasangan calon.
“Deklarasi merupakan wujud nyata komitmen menyukseskan Pemilukada 2011 agar berlangsung dengan damai, tertib, aman, demokratis dan kondusif karena Pilkada merupakan sarana kedaulatan rakyat. Selain itu juga menjadikan masing-masing pasangan memiliki mental siap menang dan kalah sebagai bagian dari demokrasi,” paparnya.
Nomor urut 01 ditempati pasangan Sarwidi-Hartikah (Sartika) yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), nomor 02 pasangan Mulyono-Muhammad Sumiyanto (NoTo) yang diusung Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), nomor urut 03 pasangan Suprapta-So’im (Prakoso) diusung Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), dan PKNU. Sedangkan nomor urut 04 pasangan Hasto Wardoyo-Sutedjo (Sehat) diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Dalam rapat Pleno Terbuka tersebut juga dilakukan penandatanganan rancangan daftar calon sebagai bukti bahwa pasangan calon telah menyetujui penulisan nama dan foto yang telah diserahkan ke KPUD Kulonprogo. Pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon tersebut dilampirkan berdasarkan berita acara no 20/BA/P.KADA/IV/2011 dengan Surat Keputusan (SK) nomor 25/Kpts/KPU.Kab.031.329599/P.KADA/IV/2011.
“Penulisan nama dan foto yang telah disetujui oleh masing-masing pasangan calon nantinya akan digunakan dalam surat suara Pemilukada Kabupaten Kulonprogo tahun 2011 yang akan dilaksanakan 19 Juni mendatang,” paparnya.
Dalam Rapat tersebut, Toyo berharap agar pelaksanaan kampanye dapat dilaksanakan damai dan aman, tenteram jujur dan adil. “Saya ucapkan selamat pada keempat pasangan calon dan berharap agar masyarakat yang memiliki hak pilih menggunakannya untuk memilih pada 19 Juni mendatang. Suara masyarakat menentukan masa depan Kulonprogo,” ungkapnya.
Semua pasangan cabup dan cawabup tidak mempermasalahkan nomer urut yang mereka dapatkan. Seperti biasa, mereka memberikan alasan ‘kilat’ dengan nomer urut yang diperolehnya, Nomer urut satu mengatakan bahwa ‘satu’ merupakan awal kemenangan. Nomer urut tiga menyebut sebagai kemudahan bagi pemilih muda untuk mencoblos karena seperti lambang musik metal yang digandrungi anak muda. Sedangkan nomer urut empat beralasan letaknya di kanan memudahkan pemilih menentukan pilihan. Ada-ada saja. (c4)
sumber: radar jogja

Minggu, 03 April 2011

Pius Terancam Gerindra postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)
JAKARTA (KRjogja.com) - Fraksi Partai Gerindra akan mengambil langkah tegas dengan mencopot Pius Lustrilanang dari Badan Urusan Rumah Tangga DPR. Pencopotan ini terkait sikap Pius yang mendukung pembangunan, bertentangan dengan sikap Fraksi Gerindra yang secara tegas menolak gedung baru DPR.
Bahkan lebih dari itu, Gerindra juga tak menutup kemungkinan akan memecat Pius dari DPR melalui mekanisme pergantian antar waktu. “Partai Gerinda kan menolak pembangunan gedung itu dan kalau ada kader Gerindra tidak sejalan itu akan ditertibkan. Pak Pius itu akan diganti dari BURT, tidak menutp kemungkinan di-PAW,” ujar Ketua DPP Gerindra bidang Advokasi, Habiburokhman di Gedung Arva, Cikini, Jakarta, Minggu (3/4).
Proses pencopotan Pius dari BURT dan pemecatannya sebagai anggota DPR, kata Habib, tinggal menunggu restu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sebagaimana pernah disampaikan Prabowo, semua kader yang bertentangan dengan kebijakan partai akan mendapat sanksi.
“Kami coba tanya ke (Ketua) Dewan Pembina, kemungkinan Pius akan diganti. Dia (Prabowo) pernah bilang, jangan ada yang merasa kebal hukum dalam partai,” ujarnya.
Mengutip keterangan Waki Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Habib mengatakan kader yang akan menggantikan Pius di BURT adalah Edhy Prabowo. “Fadli Zon sudah mengirim surat untuk mengganti Pius di BURT, kemungkinan digantikan Edhy Prabowo. Yang jelas dia akan segera diganti,” kata Habib. (Okz/Van)

Jadi Juru Kunci Merapi, postheadericon

Mas Lurah Suraksosihono atau Asih (Foto : Rani DL)
YOGYA (KRjogja.com) - Putra ketiga dari almarhum Mbah Maridjan yang terpilih menjadi Juru Kunci Gunung Merapi, Asih (44) mengaku sangat berterima kasih kepada Kraton Yogyakarta yang mempercayakan amanah tugas menjaga Merapi namun tetap mengutamakan  koordinasi dengan masyarakat untuk menjaga Merapi.

Asih yang sebelumya memiliki gelar Mas Bekel Anom Suraksosihono tersebut kini naik pangkatnya menjadi Mas Lurah Suraksosihono. Dalam menjalankan tugasnya nanti, Asih berjanji untuk memegang teguh aturan yang ada di Kraton Yogyakarta.

"Mudah-mudahan setelah saya diangkat menjadi Juru Kunci Merapi, saya dapat melaksanakan amanah dengan baik sesuai dengan persetujuan dan aturan yang ada di Kraton. Saya juga akan mengutamakan koordinasi dengan masyarakat," ujarnya usai pengumuman pengangkatan Juru Kunci Merapi di Ndalem Joyokusuman, Minggu (3/4).

Ia menuturkan, selama peran barunya menggantikan Mbah Maridjan, dirinya akan melakukan penyesuaian antara nilai-nilai tradisi Kraton dengan perkembangan teknologi. Ia juga akan terus mengikuti perkembangan yang terjadi di tingkat pemerintah.

Asih yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan administrasi di Universitas Islam Indonesia (UII) ini juga mengaku akan menyesuaikan diri dengan tugas lama di kampus dan tugasnya di Merapi. Sejauh ini, ia mengaku tak menemui kendala.

"Saya diberikan kelonggaran dari kantor untuk dapat menjalankan tugas menggantikan Bapak. Sejauh ini tidak ada kendala apapun," katanya.

Usai ditetapkan sebagai Juru Kunci Merapi, Asih mengaku belum memutuskan untuk bertempat tinggal dirumah ayahnya. Sementara ini ia masih menempati Shelter di Plosokerep Umbulharjo Cangkringan, Sleman. "Tetapi saya menunggu perkembangan saja nanti mau tinggal dimana," imbuhnya. (Ran)

Gudeg Mercon Bu Ngatinah, Nendang Pedasnya postheadericon

Sensasi pedas Gudeg Mercon Bu Ngatinah (Foto: Rani DL)
YOGYA (KRjogja.com) - Para penggemar gudeg pasti selalu mendapatkan rasa manis dan legit pasa masakan khas Yogyakarta ini. Namun, ada sensasi rasa berbeda jika mencoba Gudeg Mercon di seputaran Kranggan, Yogyakarta.

Gudeg racikan Ibu Ngatinah ini menyajikan gudeg bercampur sayur tempe ditambah potongan cabai hijau menggunung. Belum lagi sayur kreceknya yang berpadu padan dengan cabai rawit merah sehingga membuat lidah 'terakar'. Tak hera jika diberi nama mercon.

Menurut sang penjual, ide awal pembuatan adalah keinginan untuk membuat rasa gudeg yang berbeda dan tidak membosankan. Citarasa pedas dipilih karena dinilai banyak disukai oleh masyarakat. Terciptalah gudeg mercon yang memang benar adanya, selalu laris diserbu pelanggan.

"Ramuannya ya ngawur saja. Kalau biasanya gudeg hanya menyediakan sayur nangka, areh, krecek, potongan daging dan telur, maka gudeg mercon ini ada campuran sayur mercon dan aneka gorengan. Ternyata lidah masyarakat cocok dan justru banyak diminati," katanya.

Setiap kali berjualan, tak kurang 5 kilogram cabe hijau dan cabe rawit merah digunakan untuk meramu gudeg mercon. Rasa pedas yang tak terkalahkan dari gudeg ini disebut sebut baru satu satunya di Yogyakarta. Bu Ngatinah sendiri telah berjualan gudeg mercon sejak tahun 1992.

Salah seorang penggemar gudeng mercon, Adi Christiawan mengaku selalu menyempatkan diri untuk menikmati gudeg mercon. Terlebih, aktivitasnya yang baru berakhir pada malam hari membuat gudeg mercon menjadi alternatif kuliner yang cocok.

"Biasanya saya selalu berolahraga futsal hingga pukul 23.00 malam. Setelah lelah dan lapar, pasti selalu mampir kesini. Citarasanya tidak membuat eneg dan malah sensasi pedasnya gudeg membuat ketagihan," tuturnya.

Anda yang penasaran ingin menikmati gudeg ini, silahkan susuri seputaran pasar Kranggan tepatnya di sisi sebelah Barat Klenteng Poncowinatan Yogyakarta. Di sebuah trotoar akan terlihat kerumunan ramai penggemar gudeg mercon yang mengantri.

Gudeg mercon buka mulai pukul 23.00 malam hingga pukul 04.00 pagi. Harganya juga bervariasi. Mulai Rp12 ribu untuk gudeg suwir, Rp14 ribu untuk gudeg suwir telur dan Rp20 ribu untuk gudeg paha. Anda juga bisa menambahkan aneka gorengan yang tersedia. Selamat mencoba. (Ran)

Sedayu Kembangkan Pepaya 'Red Lady' postheadericon

Pepaya jenis red lady yang dikembangkan di Sedayu Bantul. (Foto : Sukro Riyadi)
SEDAYU (KRjogja.com) - Lesunya pasaran pepaya lokal membuat sejumlah petani Bantul melakukan inovasi baru dengan jenis sama tetapi varietasnya berbeda. Salah satunya dilakukan Kelompok Tani Terpadu Sari Maksmur Desa Argorejo Sedayu Bantul dengan mengembangkan pepaya jenis red lady.
Pengurus kelompok tani, Sumarjan mengatakan, meski jumlahnya baru 50 batang, namun order pepaya jenis ini sangat besar. Bahkan, sejumlah pasar buah di Yogyakarta sudah mulai memesannya. "Sekarang tahapnya baru konsumen yang datang langsung ke lahan kami, mereka memetik sendiri baru kami timbang untuk menentukan harganya," kata Sumarjan.
Dijelaskan, pepaya varietas ini baru dikembangkan di Sedayu tepatnya di Dusun Kepuhan Argorejo Sedayu. Sumarjan mengatakan, target pengembangan pepaya red lady 3.000-5.000 batang. "Jumlah itu menyesuaikan permintaan pasar, sekarang saja sudah ada pesanan 30 kilogram per hari, bahkan ada pengepul sanggup menampung 100 kilogram per hari," jelasnya.
Harga per kilogram untuk pepaya jenis ini Rp 3.000. Perhitungan ini, kata Sumarjan, disesuaikan dengan tingginya permintaan. Bila jumlah pohon kurang dari angka itu, permintaan 100 kilogram per hari tak mungkin terpenuhi.
Sumarjan merinci, setiap satu pohon pepaya hanya bisa dipanen tiga hari sekali. Sementara sebuah pepaya beratnya pada kisaran 2,5 - 3 kilogram. Menurutnya mulai tanam hingga panen membutuhkan waktu sembilan bulan. (R-5)

Tak Melaut, Nelayan Terima Beras postheadericon

Nelayan terpaksa lego jangkar akibat paceklik (Foto: Agus Waluyo)
WONOSARI (KRjogja.com) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan membagikan 33,6 ton beras bagi 1.200 kepala keluarga (KK) nelayan sebagai bentuk kompensasi karena memasuki musim paceklik dan setiap KK  mendapat 28 kilogram beras.

Hal itu ditegaskan Asisten Sekda II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Gunungkidul, Budi Martono kepada KRjogja.com, Minggu (3/4). Menurutnya kepastian berdasarkan koordinasi antara pemkab dengan Pemprop dan Bulog DIY. Sedangkan beras berasal dari cadangan beras pemerintah.

"Persetujuan bantuan beras udah tidak ada masalah tinggal menindaklanjuti permohonan ke Bulog DIY. Berdasarkan pendataan ada 1.200 KK dan selama 14 hari akan menerima 28 kilogram atau 0,4 kilogram per hari," katanya.

Secara terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Pantai Gesing, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang Tugimin merespons positf kebijakan ini dan sudah diminta untuk medata jumlah nelayan yang ada . Sedangkan jumlah nelayan baik yang menggunakan perahu maupun nelayan krendet sebanyak 223 Kepala Keluarga.

Tugimin mengaku musim paceklik selama 2010/2011 paling lama dan parah sehingga harus meninggalkan profesinya. Padahal, untuk melaut nelayan mengandalkan utang kepada pemilik kapal bahkan rentenir. (Awa)

Soal RUUK DIY, Cokro Pamungkas Tolak Intervensi postheadericon

Ilustrasi (Foto:Dok)
SLEMAN (KRjogja.com) - Pejuang Keistimewaan DIY dengan tegas menolak campur tangan Sekretiat Gabungan (Setgab) dalam pembahasan  Rancangan Undang - Undang Keistimewaan Daerag Istimewa Yogyakarta (RUUK DIY) yang saat ini dilakukan Komisi II DPR. Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi perkembangan demokrasi nasional.

Ketua Paguyuban Dukuh Cokro Pamungkas, Sukiman Hadi Wijoyo menegaskan, porsi RUUK DIY sudah bukan berada di pihak eksekutif, melainkan legislatif yaitu Komisi II DPR RI.

"Saya memang belum mendengar secara persis tentang Setgab yang ingin ikut campur ini. Tetapi kalau memang demikian, maka ini sudah tidak tepat. Jelas ada muatan politis," tegasnya kepada KRjogja.com, Minggu (3/4).

Setgab, lanjut Sukiman, merupakan lembaga bentukan partai koalisi pendukung pemerintah dan kedudukannya tidak memiliki dasar hukum. Karena itu biarkan Komisi II bekerja sesuai fungsinya apalagi DPR sering melakukan dengar pendapat sehingga mengetahui jelas keinginan masyarakat DIY.

"Bisa jadi, penjaringan aspirasi kemarin itu bakal percuma. Kalau pimpinan di atas inginnya begini, maka anggota yang dibawah ya harus ikut begini. Jadi sudah tidak aspiratif lagi jadinya," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, tim asistensi Keistimewaan DIY, Tavip Agus Rayanto, mencium adanya keinginan Setgab dalam membahas RUUK DIY. Hal ini bisa menjadi preseden buruk terhadap undang-undang bagi pemerintahan DIY karena penuh muatan politis. (Dhi)

PKB Tetap Usung Sarwidi - Hartika postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)
KULONPROGO (KRjogja.com) - Gonjang-ganjing rencana penggantian pasangan balon bupati - wabup PKB Drs Sarwidi - Hartika (SarTika) akhirnya tidak terbukti. Detik-detik menjelang waktu penutupan perbaikan persyaratan balon di KPU, Desk Pilkada DPC PKB Kabupaten Kulonprogo tetap mantap mengusung pasangan SarTika.
"PKB Kulonprogo tidak pernah berupaya melakukan penggantian pasangan yang telah didaftarkan di KPU. PKB hanya mengusung SarTika, tidak ada pergantian,” kata Ketua Desk Pilkada PKB setempat Soleh Wibowo SAg, Senin (28/3) malam.
Dikatakan, wacana penggantian dari pasangan SarTika ke pasangan Zuhadmono Ashari-Anwar Hamid hanya isu yang sengaja dihembuskan demi kepentingan politik. Secara internal PKB juga tidak pernah menghembuskan wacana pergantian pasangan balon.
Mengacu hasil rapat pleno pengurus DPC, rekomendasi dari DPP PKB bersifat final yang harus dijalankan oleh pengurus demi tercapainya kemenganan dalam Pilkada. "DPC tidak bisa serta merta merubah keputusan yang telah diambil pengurus pusat. Karena semuanya ada aturan tekhnis yang harus dijalankan. Rekomendasi DPP harus diamankan,” terangnya.
Menyinggung persyaratan di KPU, Soleh menegaskan PKB tinggal melengkapi sejumlah berkas persyaratan administrasi yang kurang, diantaranya rekening dana kampanye. Soleh mengaku optimis syarat tersebut bisa dipenuhi.
Terpisah Ketua Divisi Sosialisasi, Informasi dan Data Pemilih KPUD Marwanto menjelaskan, setelah pihaknya melakukan pencermatan ulang, ternyata dari lima pasangan balon yang mendaftar sampai sekarang belum ada satu pasasngan pun yang dinyatakan komplit. Setiap pasangan calon, masih harus melengkapi satu dua persyaratan. Seperti rekening dana kampanye, SPT pajak, dan beberapa persyaratan lain.
Khusus pasangan perseorangan Condroyono-Indreswari (Coin), KPUD belum menerima perbaikan bukti dukungan. Pasangan tersebut masih kurang dukungan sekitar tujuh ribu dukungan yang dibuktikan dengan KTP. "Batas akhir melengkapi kekurangan persyaratan malam ini pukul 24.00 WIB, " jelasnya.
Sekretaris DPD Partai Amanat Nasional MUhtarom Asrori yang dihubungi terpisah mengungkapkan pasangan yang diusung bersama dengan PDIP dan didukung PPP sudah tidak ada masalah. Seluruh persyaratan telah dilengkapi. Tim pemenangan pasangan balon tersebut saat ini hanya tinggal menyusun rencana kampanye, tim dan beberapa masalah teknis lain, untuk pemenangan. “Untuk pasangan kami sudah tidak ada masalah, tinggal mensukseskan pemenangan saja,” tuturnya. (Rul)

Polisi Amankan Uang Kertas Rp 100 Ribu Belum Dipotong postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)
KULONPROGO (KRjogja.com) - Anggota gabungan Polda DIY dan Pores Kulonprogo yang menggelar operasi antisipasi teror di halaman Mapolres setempat, Senin (28/3) berhasil mengamankan uang sebanyak Rp 2 juta yang belum dipotong dari dalam mobil Honda Jazz H 9221 HS warna Biru. Meskipun semua uang tersebut asli dan dilengkapi surat keterangan dari Bank Indonesia (BI).
Dari hasil penyelidikan sementara, petugas memperoleh keterangan uang lembaran seratus ribuan yang  terdiri dari 5 lembar dan setiap lembar berisi 4 uang seratus ribuan yang belum dipotong tersebut sedianya akan digunakan untuk mas kawin pernikahan. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum bersedia memberikan nama pembawa uang, karena masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
"Dari hasil pemeriksaan sementara uang itu semuanya asli dan dilengkapi surat dari lembaga perbankan resmi. Kendati demikian, kami tetap akan mendalami bagaimana pembawa uang ini bisa mendapatkan barang itu," kata Kapolres Kulonprogo AKBP K Yani Sudarto didampingi Wakapolres setempat Kompol Aap S Yasin disela-sela memantau operasi antisipasi teror kemarin.
Menyinggung operasi antisipasi teror AKBP Yani mengatakan, pihaknya dengan diback up anggota Polda DIY sengaja menggelar operasi antisipasi teror yang dipusatkan di halaman Mapolres setempat melibatkan 233 personel yang terdiri dari 173 anggota Polda dan 60 anggota Polres Kulonprogo. Agar tujuan kegiatan berhasil maksimal, pihak kepolisian melibatkan seluruh divisi.
Dikatakan, operasi tersebut merupakan kebijakan institusi Polri untuk meningkatkan keamanan masyarakat terkait maraknya teror bom di tengah-tengah masyarakat terutama masuknya benda-benda yang berbahaya lewat perbatasan provinsi.
"Sasaran operasi benda tajam, narkoba, upal, kelengkapan surat kendaraan dan bahan peledak," jelasnya disela-sela memantau operasi antisipasi teror.
Dari hasil operasi yang berlangsung sekitar 2 jam kemarin, petugas berhasil mengamankan 2 buah mobil dan 2 sepeda motor yang tidak dilengkapi surat serta menilang 43 pengendara sepeda motor. "Kebanyakan para pengendara motor yang ditilang tidak memiliki surat izin mengemudi atau SIM," tambah Yani. (Rul)