Rabu, 19 Oktober 2011

Polisi Siap Bongkar Makam Calon Menwa postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

KUDUS (KRjogja.com) - Kegiatan Pra Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa (Pra Diksar Menwa) Satuan 0923 Gondo Wingit Universitas Muria Kudus (UMK) di Bumi Perkemahan Abiyoso Desa Menawan Kecamatan Gebog Kudus, diduga diwarnai sejumlah aksi kekerasan. Hal itu pula yang menjadi kecurigaan hingga menyebabkan Ahmad Muntoha (20), mahasiswa Fakultas Teknik Industri (FTI) semester satu UMK itu tewas.

Polres Kudus siap melakukan pembongkaran makam untuk mendapatkan bukti dugaan itu setelah munculnya kesaksian dari sejumlah warga. “Hari ini (Rabu, 19/10) beberapa saksi kami mintai keterangan. Jika keluarga korban mengizinkan, makam segera kami bongkar,” ujar Waka Polres Kudus, Kompol Arman Asmara, Rabu (19/10).

Hasil visum dokter sebelumnya menyebutkan kalau luka dan lebam yang terdapat pada tubuh korban disebakan karena terjatuh. Meninggalnya korban disebabkan dehidrasi dan depresi. Keterangan itu sempat diragukan dan menimbulkan kecurigaan pihak keluarga, meski akhirnya menerima dengan ikhlas atas musibah itu.

“Kami sempat menawarkan agar mayat korban diautopsi, tetapi keluarga menolak. Tetapi jika sekarang ada kesaksian baru dari warga, kami siap menindaklajutinya. Ada beberapa saksi yang akan kami mintai keterangan,” tegasnya.

Salah seorang saksi mata Tio (28) asal Undaan Kudus, menyatakan melihat peserta Pra Diksar diperlakukan kasar oleh seniornya. Mereka hanya memakai celana dalam, ditendang dan dipukul, serta diumpat dengan kata- kata kotor. “Saat itu kami melihat bersama sepuluh pecinta alam lain. Jadi tidak benar kalau tidak ada kekerasan,” ungkapnya.

Aksi kekerasan dilakukan Senin (17/10) sekitar pukul 10.00 sebelum korban meninggal pukul 15.00 WIB. Kesaksian lain disampaikan Beni Mariyanto (25) warga Gebog dan Miftah Farid (20) warga Kaliwungu Kudus.

Meski mengaku tidak mengetahui ada kekerasan, namun keduanya melihat lima mahasiswa diminta telanjang mengenakan celana dalam, dibentak-bentak dengan kata-kata kotor. “Saat itu Minggu (16/10) sekitar pukul 07.30, saya sedang melintas di lokasi kegiatan di dekat Sendang Bunton. Banyak juga warga yang menyaksikan,” tandasnya.

Terkait dengan keterangan saksi tersebut, Komandan Menwa UMK Ahmad Fani Fauzi membantah ada aksi penelanjangan, karena peserta hanya diminta buka baju untuk mengikuti kegiatan olahraga, khususnya laki-laki. Sedang perempuannya tidak.

Kegiatan Pra Diksar Menwa UMK diikuti 42 peserta, terdiri 25 anggota lama dan 17 calon anggota baru Selaion korban meninggal, dua peserta lain mengalami depresi yaitu Triani Fatmawati (20) asal Desa Trengguli, Bangsri Jepara dan Muhammad Sugiyanto (19) asal Desa Kedung Mulyo, Sukolilo Pati. Korban Sugiyanto sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi memprihatinkan setelah mengalami dehidrasi. Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) semester satu tersebut kini dirawat di rtuang Cempaka Rumah Sakit Umum (RSU) Kudus. (Trq)

Duh .. Si Kecil Fauzan Tewas Tertembak postheadericon

Ilustrasi (Foto: Doc)

PASURUAN (KRjogja.com) - Sungguh tragis apa yang dialami M Fauzan. Bocah 8 tahun ini harus meregang nyawa setelah tertembak senapan angin oleh teman sebayanya.

Peristiwa tersebut terjadi saat MB (8) bermain dengan Fauzan di depan toko milik ayahnya. Insiden ini berawal saat Khoiron (40), ayah MB, mengisi amunisi gotri dan memompa senapan angin miliknya untuk menembak burung di sekitar rumahnya.

Namun saat itu, ada orang beli kebutuhan sembako di toko milik Khoiron. Karena ada pembeli, senapan itu diletakan di belakang almari dan posisinya di balai rumah.

Tidak disangka, senapan angin ukuran 4,5 inci itu diambil oleh MB dan dibuat mainan oleh korban di depan tokonya tanpa sepengetahuan ayahnya.

Senjata itu dibuat tembak-tembakan dan diarahkan ke tubuh korban.

Nahasnya, pelatuk senjata ditekan oleh MB dan peluru itu mengenai dada sebelah kanan Fauzan hingga tersungkur dan tak sadarkan diri. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Masyitoh, Bangil.

Tapi dalam perjalanannya korban mengembuskan napas terakhirnya. Mendengar kejadian ini, keluarga korban syok dan warga desa gempar.

Saat ditemui wartawan, Khoiron mengaku menyesalkan insiden tersebut. Sebab sudah berulang kali dia memperingatkan anaknya jangan mainan dengan senapan karena berbahaya. Meski begitu, senapan tersebut tetap dibuat mainan juga.

Sementara itu Kapolsek Sukorejo AKP Bambang Hendri mengatakan akan terus menyelidiki kasus ini. Sedangkan pelaku serta barang bukti seperti senapan angin diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut terkait aksi penembakan ini. (Ant/Yan)

Umar Patek Jalani Rekonstruksi di Lima Lokasi postheadericon

(Foto : Dok)

DENPASAR (KRjogja.com) - Tersangka serangkaian kasus terorisme, Umar Patek, dibawa petugas untuk menjalani rekonstruksi di lima lokasi, Kamis (20/10) pagi, atau sehari setelah dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, menuju Rutan Mako Brimob Polda Bali.

Dalam rekonstruksi itu, polisi menghadirkan lima kawan Umar Patek, yakni Ali Imron, Abdul Ghoni, Mubarok, Sawad, dan Idris. Kelimanya merupakan pelaku teroris yang sudah divonis hukuman seumur hidup.

Proses rekonstruksi yang berlangsung sejak pukul 05.00 Wita itu berawal dari sebuah rumah kos di Jalan Pulau Menjangan, Denpasar. Rumah kos itu dijadikan pelaku sebagai tempat untuk merakit bom dan menyimpan bahan-bahan peledak.

Dari Jalan Pulau Menjangan, kawanan teroris itu digelandang menuju Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.

Di lokasi tersebut, Ali Imron dengan mengendarai sepeda motor sempat membawa rakitan bom dan meletakannya di depan Konjen Amerika Serikat.

Lokasi rekonstruksi ketiga berada di Terminal Ubung, Denpasar. Di terminal tersebut, Idris dan Sawad memeragakan aksi penjemputan Umar Patek yang baru turun dari bus antarkota-antarprovinsi dan membawanya ke sebuah rumah kos di Jalan Gatot Subroto II Nomor 11, Denpasar, yang menjadi tempat keempat rekonstruksi.

Serangkaian rencana peledakan bom tersebut berakhir di kafe Sari Club, Jalan Legian, Kuta, Kabupaten Badung, yang sekarang menjadi Monumen Ground Zero.

Tepat di pertigaan Jalan Legian, Ali Imron datang dengan mengemudikan mobil pikap Mitsubishi Colt L-300 yang mengangkut bom sebelum kemudi diambil alih oleh tersangka lain.

Pikap berisi bom itu meledak pada 12 Oktober 2002 hingga menewaskan 202 korban jiwa, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.

Proses rekonstruksi tersebut menyedot perhatian warga sekitar Jalan Pulau Menjangan, Jalan Hayam Wuruk, Terminal Ubung, Jalan Gatot Subroto II, dan Jalan Legian.

Arus lalu-lintas di jalan-jalan protokol di sekitar lokasi rekonstruksi juga sempat mengalami kemacetan akibat pengalihan jalur lalu-lintas di Denpasar dan Kuta. (Ant/Ogi)

Sering Pulang Malam, Suami Babat Istri postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

JAKARTA (KRjogja.com) - SU (40) nekat menghabisi istrinya, Ida (33) alias Ijo alias Busin, dengan menggunakan golok karena tak tahan melihat kelakuan sang istri yang sering pulang hingga larut malam. Dia pun menduga Ida selingkuh dengan pria lain.

"Saya curiga kenapa dia pulang malam-malam terus. Kalau saya tanya, dia malah marah-marah," ucap SU di Mapolda Metro Jaya, Rabu (19/10).

SU mengatakan, hampir setiap hari dia bertanya hal yang sama, namun jawaban ketus sang istri-lah yang selalu diterima SU. Hingga pada Jumat (14/10) malam, pasangan ini kembali bertengkar hebat untuk persoalan yang sama.

Pertanyaan ini dijawab Ida dengan nada tinggi. "Kamu cowok tahu apa membesarkan anak? Cuma dikasih Rp100.000 sehari mana cukup," ungkap SU menirukan gaya bicara istrinya.

Sang istri lalu mengambil sebilah golok yang diletakkan di bawah tempat tidur. "Tapi saya rebut. Dan saat itu saya khilaf, main tebas saja. Tahunya dia sudah meninggal," akunya.

Melihat istrinya berlumuran darah, SU pun kemudian mencari akal untuk menghilangkan jejaknya. Tubuh korban kemudian diikat dengan tali plastik dan kemudian membuangnya ke Kalimalang.

Sebelumnya, sosok mayat perempuan ditemukan warga tersangkut di bawah Jembatan Kalimalang di wilayah Kampung Pasir Konci Poncol, RT 13 RW 05, Desa Pasir Sari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (15/10) pukul 16.00 WIB.

Saat mayat Ida ditemukan, di tubuh korban ditemukan luka bacok di bagian leher sebanyak enam buah dengan panjang sekitar 5-6 cm. Kini SU dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman di atas 5 tahun penjara. (Okz/Van)

Din Syamsudin Wamen Bukti Menteri Tak Kompeten postheadericon

Ilustrasi (Foto: Doc)

TANGERANG (KRjogja.com) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsudin, menilai menteri hasil reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, terdiri dari orang-orang tidak berkompeten dan mampu bekerja.

"Berarti mereka orang-orang tidak mampu, makanya diangkat wamen-wamen itu," ujar Din kepada wartawan, di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (19/10).

Dijelaskannya, diangkatnya wakil menteri (wamen) itu, bertujuan untuk membantu kinerja para menteri yang masih lemah. Lebih lanjut, Din curiga kenapa wamen itu diangkat secara tiba-tiba.

"Tapi kok tiba-tiba keluarnya dan itu tidak diprediksi. Ternyata Presiden gagal melaksanakan kebijakannya sendiri," terangnya.

Sebenarnya, tambah Din, Presiden bisa mengangkat para Dirjen untuk posisi Wakil Menteri. Namun, hal itu tidak dilakukan. Lebih jauh, kehadiran Wamen bisa menimbulkan konflik.

"Kalau mau jabatan Wakil Menteri ada Dirjen-dirjen. (Kehadiran mereka) bisa mengakibatkan disharmoni antara Wakil Menteri dan Menteri," ungkapnya. (Ant/Yan)

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarta postheadericon

Ilustrasi (Foto : Dok)
KULONPROGO (KRjogja.com) - Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan total biaya pembangunan Pelabuhan Samudera Tanjung Adikarta sampai sekarang telah mencapai Rp300 miliar.

"Biayanya ditanggung pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Pembangunannya dilakukan secara bertahap, dengan program yang berbeda," kata Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan Peikanan, dan Peternakan (Kepenak) Kulon Progo Eko Purwanto di Wates, Selasa (18/10).

Menurut Eko pemerintah pusat bertanggung jawab menanggung seluruh biaya pembuatan pemecah ombak menuju dermaga serta pengatur lalu lintas kapal. Pemerintah Provinsi DIY bertanggung jawab membangun kolam pelabuhan dan kolam kapal di dermaga, sedangkan Pemkab Kulon Progo membangun infrastruktur seperti jalan menuju pelabuhan dan fasilitas lain di antaranya gedung serta ketersediaan listrik.

"Pelabuhan dibangun secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing penanggung jawab itu. Meski demikian, ditargetkan pada akhir 2011 Pelabuhan Samudera Tanjung Adikarta sudah mulai beroperasi, minimal untuk kapal berukuran 10 grosston," katanya.

Menurut dia, biaya yang dikeluarkan pemerintah pusat dalam pembuatan pemecah ombak dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2011 melalui Balai Besar Wilayah Serayu Opak mencapai Rp50 miliar hingga Rp70 miliar.

Untuk pengerukan pasir di kolam kapal menggunakan DAK Provinsi DIY 2011 sebesar Rp16 miliar. Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan pembebasan tanah, Pemkab Kulon Progo mengeluarkan dana sebesar Rp2 miliar.

"Semua sudah berjalan sesuai dengan rencana. Diharapkan pembangunannya selesai dalam waktu dekat, sehingga pembangunan pabrik ikan di Kulon Progo cepat terealisasi, dan banyak investor berminat mengembangkan pabrik di kabupaten ini," katanya. (Ant/Tom)

APTI Sleman Minta Petani Tak Curang postheadericon

Petani tembakau menikmati hasil panen (Foto : Atiek WH)

SLEMAN (KRjogja.com) - Petani tembakau di Kabupaten Sleman bakal meraup untung besar pada musim panen tahun ini karena harga sudah mencapai Rp 200 ribu per kilogram. Bahkan, ada yang bisa menjual Rp 225 ribu per kilogram.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sleman, Suwarji menjelaskan harga tinggi itu untuk kualitas tembakau berkualias bagus atau tidak ada campuran. Sebab, masih ada petani yang curang mencampur gula atau daun saat merajang sehingga mempengaruhi kualitas rasanya. Padahal, kualitas panen tahun ini membaik sehingga diprediksi bisa meraup keuntunga hingga 150 persen

"Kalau begitu, petani menjual gula tidak kualitas tembakau. Padahal, tidak boleh begitu dan pabrik tidak akan membeli dari petani yang berlaku curang. Kondisi ini ada keluhan dari petani di daerah perbatasan karena harganya cuma Rp 80-125 ribu per kilogram, " ujarnya, Rabu (19/10).

Petani di Dusun Kramen, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Tumijo mengaku mengalami penurunan harga tembakau menjadi Rp 120 ribu untuk kelas E dan Rp 170 ribu per kilogram untuk kualitas F. Sedangkan hasil petik pertama Rp 50 ribu per kilogram padahal ada petani yang bisa menjual di atas Rp 200 ribu. (Awh)

Warga Dataran Tinggi di Bantul Kelangkaan Air postheadericon

Warga yang tengah mencari sumber air bersih. (Foto : Sukro Riyadi)

BANTUL (KRjogja.com) - Memasuki penghujung musim kamarau tahun ini, sejumlah wilayah dataran tinggi di Bantul ratusan warga mulai kelabakan mencari air bersih. Kebanyakan sumber air debit airnya terus menyusut, dampaknya warga merasa perlu segera disokong air khusus untuk kebutuhan makan dan minum.

Sumur warga di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Bantul, misalnya dalam dua pekan terakhir mengering. Kenyataan pahit itu direspons Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana ) Bantul dengan menggelontorkan sedikitnya 222 tangki air bersih yang disebar ke daerah krisis.

Koodinator Tagana Bantul, Dhony Kristanto mengatakan, dalam dua pekan ke depan sekitar 190 tangki didistribusikan ke daerah krisis air bersih. Sementara 22 tangki telah disalurkan pekan sebelumnya.

Dhony merinci, 190 tangki dialokasikan untuk Kecamatan 100 tangki, Piyungan 40 tangki, Kasihan 30 serta Imogiri 20 tangki. “ Data daerah rawan air bersih itu hasil pendataan kecamatan, desa, dan dusun sehingga kami dari Tagana tinggal droping ke daerah kering,” jelasnya disela pendistribusian air bersih di Dusun Tangkil, Desa Muntuk, Rabu (19/10).

Kepala Desa Muntuk Kelik Subagyo SE mengakui, belasan dusun di wilayahnya memang dilanda krisis air bersih. Sebagian besar sumber air di sumur warga lenyap. “Saat ini memang menjadi puncak krisis air di wilayah ini, jumlahnya ada, tetapi sangat minim sekali. Sementara banya penampungan kosong,” katanya. (Roy)

Hujan Guyur Semin dan Ngawen postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

WONOSARI (KRjogja.com) - Kecamatan Semin dan Ngawen Kabupaten Gunungkidul diguyur hujan dalam dua hari inim Selasa (18/10) dan Rabu (19/10). Guyuran hujan cukup deras dan menggenangi parit. Bahkan sejumlah warga sudah mulai melakukan penanaman aneka jenis tanaman pertanian.

“Hujan deras sudah mulai mengguyur dua kecamatan wilayah utara Kabupaten Gunungkidul. Bahkan di Kecamatan Ngawen yang terjadi pada Selasa (18/10) diikuti dengan angin kencang menyebabkan puluhan pohon tumbang,” ungkap Sunarto (47) warga Kecamatan Semin kepada KRjogja.com Rabu (19/10).

Kepala Kantor Kesbangpolinmas PB Gunungkidul, Drs Kasiyo MM mengatakan, berdasarkan laporan masyarakat, hujan yang terjadi di kecamatan Ngawen diikuti dengan angin kencang dan menyehebabkan puluhan pohon tumbang. Tetapi angin disertai hujan deras tidak menyebabkan adanya rumah roboh.

“Tetapi berkaitan dengan awal musim penghujan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Karena biasanya pada setiap awal musim hujan selalu diikuti dengan bencana angin maupun dampak hujan yang bisa menimbulkan banjir dan tanah longsor,” katanya. (Bmp)

Jelang Kurban, Distan Akan Beri Pelatihan postheadericon

Ilustrasi (Foto: Doc)

YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Pertanian (Distan) DIY akan menggelar pelatihan dan apresiasi kepada 50 takmir masjid di DIY menjelang Idul Adha pada 26 hingga 27 Oktober 2011 mendatang. Pelatihan selama dua hari yang diadakan di Kantor Distan DIY akan memberikan teori dan praktek pemilihan dan penyembelihan hewan kurban yang memenuhi syarat atau layak disembelih.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmaver), Haris Handono mengatakan sejak tahun 2006 telah diselenggarakan apresiasi ini untuk memberikan pelatihan dan praktek kepada takmir-takmir masjid perwakilan dari kabupaten dan kota terkait pemilihan hewan kuran dan tata cara penyembelihan hewan kurban.

"Berdasarkan data dari Departemen Agama tahun 2010 jumlah masjid di DIY telah mencapai 6.800 sedangkan takmir masjid yang telah diberikan pelatihan baru 360 orang karena setiap tahunnya kita hanya mampu melatih 50 takmir masjid karena keterbatasan anggaran," ujarnya saat ditemui di Jalan Gondosuli Yogyakarta, Rabu (19/10).

Haris menjelaskan upaya pelatihan ini merupakan hasil kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Distan DIY agar para takmir masjid yang melakukan proses penyembelihan dan pemotongan hewan mengetahu tata cara yang benar dan sesuai kaidah agama yang disayaratkan.

"Dengan adanya apresiasi ini dapat meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupu praktek para takmir masjid agar tidak terjadi kesalahan dalam pemotongan hewan kurban, mengingat tidak sembarang orang bisa melakukan pemotongan hewan kurban tersebut," katanya.

Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan Kedokteran Hewan UGM akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban atau monitoring sejak H-14 hingga H-7 bagi para pedagang hewan kurban baik yang ada di pasar hewan maupun pedagang musiman hewan kurban.

"Para pedagang harus mempunyai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) bagi seluruh hewan yang dijual baik itu sapi, kambing maupun domba . Apabila berasal dari daerah lain atau luar kota harus disertai SKKH dari daerah asal hewan tersebut yang menyatakan bebas dari Penyakit Menular Hewan Strategis (PMHS) terutama dari penyakit Anthraks," pungkasnya. (Fir)

PKS Keluar Koalisi = Sandiwara postheadericon

Ilustrasi (Foto : Dok)
JAKARTA (KRjogja.com) - Ancaman Partai Keadilan Sejahtera akan keluar dari koalisi karena salah satu kadernya dicopot dari kabinet dinilai hanya sandiwara.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan ancaman yang dikeluarkan PKS hanya ingin memperlihatkan bahwa partai mempunyai nilai tawar yang tinggi. "Hal ini dilakukan supaya kelihatan elok di mata publik atas kehilangan satu menterinya di kabinet," katanya, Rabu (19/10).

Ray menambahkan ancaman yang dilakukan partai politik sudah sering terjadi dan perilaku para politikus tersebut sudah dapat terbaca. Tidak lama lagi PKS akan mengeluarkan keputusan jika mereka masih tergabung dalam koalisi.

"Pertama mereka mengancam, marah-marah, memperlambat keadaan agar publik lupa baru mengeluarkan argumentasi. Paling lambat sepekan lagi, PKS akan umumkan kenapa dirinya masih berada di koalisi walaupun satu menterinya terkena reshuffle," tambahnya.

PKS masih mempertanyakan mengapa Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata dicopot. Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishak menilai selama ini Menristek bekerja baik.

PKS belum menentukan sikap terkait keputusan Presiden Susilo Bambang Yuidhoyono yang mendepak satu kadernya dari kabinet. PKS baru akan menentukan sikap apakah tetap bergabung di pemerintahan atau keluar dari koalisi pada rapat Majelis Syuro dalam waktu dekat ini. (Okz/Tom)

Rabu, 12 Oktober 2011

Gunung Toba Pemusnah Manusia? postheadericon

VIVAnews - Letusan Gunung Toba yang melontarkan jutaan metrik ton debu volkanik, sulfur, dan partikel-partikel lain ke atmosfir pada 74 ribu tahun yang lalu disebut-sebut menyebabkan penggelapan langit, penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan sebagian besar umat manusia.

Ternyata, dari penelitian terbaru, efek cuaca yang disebabkan letusan Toba lebih ringan dan reda relatif lebih cepat dibanding perkiraan yang dibuat oleh pada arkeolog dan klimatolog sebelumnya. Manusia yang mengalami bencana letusan Toba itu diperkirakan berhasil melewatinya dengan selamat.

Meski dari sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa letusan Toba yang kini meninggalkan danau volkanik terbesar di dunia itu menggelapkan dan membekukan dunia, menggunakan data letusan gunung Pinatubo, Filipina tahun 1991, Stephen Self, volkanologis dari Open University, Milton Keynes, Inggris dan Michael Rampino, paleobiologis dari New York University, menyatakan bahwa efek pendinginan suhu akibat letusan Toba hanya mencapai 3 sampai 5 derajat saja.

Berdasarkan data yang didapat dari situs arkeologi di India, tim antropolog University of Oxford, Inggris, yang dipimpin oleh Michael Petraglia menyebutkan bahwa manusia yang tinggal tidak jauh dari zona letusan justru malah berhasil melewati bencana tersebut dengan mudah.

Untuk mencari titik terang, tim peneliti yang dipimpin oleh Claudia Timmreck, dari Max-Planck Institute for Meteorology di Hamburg, Jerman membuat pemodelan yang mampu menggambarkan lebih realistis (meski metode ini juga memiliki beberapa kekurangan) apa yang terjadi saat Toba meletus.

Peneliti fokus ke bagaimana partikel sulfate aerosol yang terbentuk di stratosfir akibat letusan sulfur dioksida yang mengandung gas mendinginkan atmosfir dengan cara memantulkan sinar matahari. Dari data yang didapat, dan disesuaikan dengan asumsi yang sudah dibuat sebelumnya, diketahui bahwa Toba mengirimkan sekitar 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir. Angka ini 100 kali lebih banyak dibanding setoran gunung Pinatubo ke atmosfir.

Dari simulasi juga diketahui bahwa dampak Toba memang hanya menurunkan suhu sebanyak 3 sampai 5 derajat Celcius di seluruh dunia. Akan tetapi, konsentrasi sulfur tidaklah padat dan segera hilang dari stratosfir selama 2 sampai 3 tahun saja. Perubahan temperatur secara ekstrim yang terjadi di Afrika dan India hanya berlangsung selama 1 sampai 2 tahun. Di kawasan ini, di tahun pertama suhu turun 10 derajat dan 5 derajat di tahun kedua.

Menurut Timmreck, seperti dikutip dari ScienceMag, 25 November 2010, Toba juga tidak memusnahkan flora dan fauna. Namun Timmreck mengakui, kehidupan di masa-masa tersebut memang sulit.

Michael Petraglia berpendapat, Toba memang bukanlah penyebab utama anjloknya jumlah populasi manusia di era tersebut. Akan tetapi Toba membuat situasi menjadi makin parah. Langkah selanjutnya, kata Petraglia, peneliti masih harus melanjutkan hasil temuan simulasi tersebut dengan observasi langsung di kawasan sekitar Toba untuk mengetahui secara lebih akurat dampak lingkungan yang terjadi. (umi)

Tower Listrik Roboh, 25 Rumah Rusak postheadericon

Ilustrasi (Foto : Dok)
SUKABUMI (KRjogja.com) - Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Cibadak, Sukabumi roboh mengakibatkan 25 rumah mengalami kerusakan. Jumlah tower SUTT yang mengalirkan listrik dari PLTU Cipatuguran, Palabuanratu, itu bertambah diduga disebabkan karena kondisi konstruksi yang lemah.

Sementara akibat ambruknya tower, puluhan tanaman kelapa sawit milik perkebunan PTP VII Sukamaju rusak. Selain merusak pohon sawit, kabel yang mengalirkan listrik hingga 150 Kva ini juga mengahalangi akses jalan warga.

Menurut Wakil Kepala Adm Perkebunan PTP VII Sukamaju, Winarno, kerusakan terparah terjadi di abdeling 1 dan 2. Di dua abdeling itu hampir 55 pohon tertimpa tiang tower yang terbuat dari baja dan besi berukuran besar.

Ironisnya, setelah peristiwa ambruknya puluhan tower pihak PLN tak mengkonfirmasi maupun melakukan koordinasi atas ganti rugi. Padahal perkebunan itu juga perusahaan negara.

Sebelumnya anggota tim teknis PLN, Nandar STW, mengatakan tower ambruk karena beberapa bagian penyangga dicuri. Namun hal tersebut dibantah warga. Dan, PLN masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti ambruknya tower listrik itu. (Okz/Tom)

Ijab Berbahasa Jawa, Pernikahan Jeng Reni postheadericon

Gusti Kanjeng Ajeng (GKAj) Nurastuti Wijareni dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara. Foto: Rani DL

YOGYA (KRjogja.com) - Pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara dengan KPH Yudhaningrat yang akan digelar di Masjid Panepen, Kraton pada 17 Oktober nanti direncanakan menggunakan ijab qabul dengan bahasa Jawa. Pernikahan ini juga tidak dipimpin oleh penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat, melainkan oleh pengulon atau penghulu khusus Kraton.

Penghulu KUA Kecamatan Kraton Ahmad Sakdiyah mengungkapkan, pada pernikahan Jeng Reni, panggilan akrab GKR Bendara, telah ditunjuk pengulon Kraton yakni H. Muksin Kamaludiningrat. Sultan sendiri nantinya yang akan menikahkan putrinya dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan beberapa perhiasan.

"Pada pernikahan Jeng Reni ini kami dari pihak KUA tidak memimpin langsung pernikahan melainkan hanya menghadiri dan mencatat. Karena pernikahan putri Sultan tersebut menggunakan pakem tradisi Kraton sehingga dipimpin oleh pengulon Kraton. Termasuk ijab qabul dengan bahasa Jawa," ujarnya, Kamis (13/10).

Menurutnya, segala persyaratan pernikahan yang harus disampaikan ke KUA, telah didaftarkan sejak 30 Juni lalu. Setelah dilakukan pencatatan dan memeriksa data, telah dilakukan pula penasihatan pra nikah oleh BP4. Pernikahan ini sendiri akan menggunakan tiga landasan hukum. Yakni sah secara undang-undang perkawinan, sah secara Islam dan sah sesuai dengan tradisi dan paugeran Kraton.

"KUA hanya akan menghadiri, mencatat dan melakukan administrasi. Semuanya pelaksanaan dilakukan oleh Kraton sesuai dengan tiga landasan hukum yang dijalankan. Untuk bahasa Jawa yang akan digunakan juga telah dituliskan dalam berkas. Pengantin pria yang berasal dari luar Jawa bisa menghafal atau membaca saat ijab nanti," imbuhnya. (Ran)

Calon Haji Sleman Berangkat ke Tanah Suci postheadericon

Calon jamaah haji yang akan berangkat (Foto : Ardhi Wahdan)
SLEMAN (KRjogja.com) - Sebanyak 1.254 calon jamaah haji asal Kabupaten Sleman mulai diberangkatkan mulai Selasa (11/10) yang terbagi dalam enam kelompok terbang (kloter) dari Bandara Internasional Adi Sumarmo Solo.

Koordinator Pembimbing Ibadah Haji Sleman, H Sukidi cokro Suwigyo menjelaskan para jamaah yang akan berangkat dimulai dari kloter 38 sebanyak 370 orang dan akan berangkat menuju ke Asrama Haji Donohudan Solo menggunakan 9 bus.

"Namun, baru diterbangkan menuju Jeddah pada Kamis (13/10) Pukul 20.00. Jumlah ini terbesar di DIY dengan usia tertua 91 tahun dan termuda 19 tahun. Sedangkan yang gagal berangkat ada empat orang karena sakit dan meninggal dunia." paparnya.

Menurut Sukidi jamaah yang meninggal, uangnya dikembalikan dan yang masih sakit diimbau menunda pelaksanaannya namun mendapat prioritas untuk tahun depan.

Sementara itu Sekda Sleman, Sunartono saat membacakan sambutan Bupati H Sri Purnomo meminta para calon haji menjadi teladan dan berdoa untuk keberhasilan pembangunan di Kabupaten Sleman sehingga lebih sejahtera. Yang penting, bisa menjaga kesehatan selama di tanah suci karena memasuki musim peralihan.

"Jangan memaksakan diri mencari keafdholan jika kondisi fisik tidak memungkinkan. Utamakan ibadah-ibadah yang nilainya wajib terlebih dahulu," jelasnya. (Dhi)

Bagaimana nasib kaum Muslimin Ambon.... postheadericon

AMBON (Arrahmah.com) – Sebulan telah berlalu dari kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Bagaimana nasib kaum Muslimin di sana? Apakah para pengungsi sudah kembali ke rumah-rumah mereka? Apakah kondisi mereka masih memprihatinkan? Berikut kabar terbaru tentang kondisi kaum Muslimin Ambon sebagaimana diceritakan oleh Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP!

Jeritan kaum Muslimin Ambon

Sebulan sudah kaum Muslimin kampung Waringin, Ambon menjalani hidup sebagai pengungsi di negeri sendiri. Mereka adalah korban kekejaman kaum nasrani pada peristiwa kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Pada peristiwa tersebut nyawa 7 Muslim Ambon terenggut, 100 orang lebih kaum Muslimin terluka parah dan ringan, ratusan rumah kaum Muslimin di Kampung Waringin ludes dibakar pihak nasrani.

Hari ini kaum Muslimin mengungsi di beberapa tempat di kota Ambon, seperti gedung Telkom Talake & bangunan pasar belakang Ambon Plaza yang belum difungsikan. Ketika saya mengunjungi para pengungsi tadi siang, mereka mengatakan bahwa untuk kebuutuhan makan seperti beras, mie instan, dan ikan kaleng tercukupi. Perlengkapan pakaian seperti selimut, baju, dan seragam sekolah juga tercukupi. Untuk peralatan dapur seperti kompor, alat masak, piring, dan lain-lain juga terpenuhi. Pelayanan kesehatan selama 24 jam juga terpenuhi dilayani oleh tenaga medis dari Puskesmas.

Saat ini yang mereka butuhkan adalah uang untuk memenuhi kebutuhan mereka di luar kebutuhan makan dan minum, seperti untuk membayar biaya anak-anak sekolah dan ongkos transport anak-anak mereka menuju sekolah, yang dengan mereka mengungsi maka tentunya jarak menuju sekolah anak-anak mereka lebih jauh. Hingga hari ini, baru satu kali mereka menerima bantuan uang tunai sebesar Rp. 35.000,- untuk setiap satu kepala keluarga.

Kaum Muslimin wajib bantu

Demikianlah kondisi kaum Muslimin Ambon sebulan pasca kerusuhan. Apakah dengan uang Rp. 35.000 yang pernah mereka dapatkan sekali itu sudah cukup? Bagaimana dengan kehidupan mereka selanjutnya? Bagaimana dengan nasib anak-anak yang kehilangan ayah dan ibunya menjadi janda? Juga nasib para pengungsi yang hingga kini belum juga bisa kembali ke rumah mereka, karena memang sudah musnah dibumihanguskan kaum nasrani. Semoga dengan informasi ini kaum Muslimin di manapun tergerak hatinya untuk dapat meringankan beban kaum Muslimin Ambon. Insya Allah!

(M Fachry/arrahmah.com)

2012 Ditetapkan Menjadi Tahun Badak postheadericon

Ilustrasi (Foto: Doc)

JAKARTA (KRjogja.com) - Tahun 2012 akan ditetapkan sebagai tahun Badak secara global, termasuk Indonesia yang memiliki Badak bercula satu dan cula dua untuk penyelamatan hewan tersebut dari kepunahan.

"Badak saat ini jumlahnya semakin berkurang, karena itu perlu dilindungi dan ditetapkan 2012 sebagai tahun badak," kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Rabu (12/10).

Indonesia memiliki dua jenis badak yaitu Badak Jawa yang bercula satu di Ujung Kulon, Banten dan Badak Sumatra yang bercula dua. Saat ini perkembangbiakannya agak sulit karena itu perlu diselamatkan.

Saat ini jumlah Badak Sumatra diperkirakan masih berjumlah ratusan, sedangkan yang badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon jumlahnya tinggal sekitar 40-an ekor.

Penetapan tahun badak diputuskan di PBB dan menjadi gerakan global sebab badak tidak hanya ada di Indonesia tapi juga di sejumlah negara dengan jenis berbeda, tapi jumlahnya terus berkurang.

Bob Sulaiman Effendi dari Lembaga pemberdayaan masyarakat dan mitra pebangunan daerah yang ditunjuk sebagai wakil ketua bidang program peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2011 mengatakan, PBB juga menunjuk Presiden RI untuk mencanangkan 2012 sebagai tahun badak.

Dikatakan Bob, Badak Jawa dan Badak Sumatra perlu dilindungi dari kepunahan terutama Badak Jawa yang bercula satu yang hanya ada satu-satunya di dunia karena jumlahnya yang terus berkurang.

"Karena tidak agresif, sehingga perkembangbiakannya sulit maka jumlahnya juga tidak banyak. Sudah seharusnya kita lindungi agar tidak punah," ujar Bob.

Berkurangnya populasi badak diakibatkan perburuan untuk diambil culanya, selain itu juga karena habitatnya yang terus menyempit.

Populasi Badak Sumatra saat ini diperkirakan sekitar 200-300 ekor yang tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas.

Hewan tersebut termasuk binatang liar yang sangat sensitif sangat takut bertemu manusia, dan suka hidup menjauh keramaian serta memilih tinggal di tengah hutan belantara. (Ant/Yan)

Soal Putusan Bebas Walikota Bekasi, MA Belum Beraksi postheadericon

Ilustrasi (Foto : Dok)
JAKARTA (KRjogja.com) - Mahkamah Agung (MA) mengaku belum bersikap sebelum membaca putusan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung yang memvonis bebas terdakwa perkara korupsi yang juga Wali kota Bekasi non aktif Mochtar Mohammad.

"Tentunya kami tidak bisa mengomentari putusan tersebut sebelum membaca secara lengkap," Kata Ketua Muda bidang Pengawasan MA Hatta Ali, melalui pesan singkatnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Hal ini diungkapkannya terkait kekecewaan beberapa kalangan, diantaranya KPK terhadap bebasnya Walikota Bekasi.

Dalam pemberitaan sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kecewa atas keputusan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung yang memvonis bebas terdakwa perkara korupsi yang juga Wali kota Bekasi non aktif Mochtar Mohammad.

"Yang jelas tentunya kami sangat kecewa ," kata JPU dari KPK Ketut Sumadana, usai persidangan kepada wartawan, Selasa (11/10).

Ketut mengatakan KPK akan menempuh langkah hukum yang lebih tinggi yakni ke tingkat kasasi. Bahkan, mengaku heran dengan keputusan Majelis Hakim yang memberikan vonis bebas terhadap Mochtar Mohammad.

"Teman-teman wartawan mungkin menyaksikan. Semua dakwaan JPU sudah disesuaikan dengan barang bukti yang ada dan fakta yang terungkap di persidangan. Seperti uang suap Rp200 untuk BPK, kita hadirkan di persidangan," kata Ketut. (Ant/Tom)

Status Ketua KPU Tersangka, Polri Ngaku Salah Ketik postheadericon

Ilustrasi (Foto : Okezone.com)
JAKARTA (KRjogja.com) - Mabes Polri mengakui adanya kesalahan ketik pada redaksional Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) atas nama Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary dan kawan-kawan.

Dalam SPDP itu, disebut Abdul Hafiz dan kawan-kawan dilaporkan oleh pelapor Muhammad Syukur Mandar caleg dari Partai Hanura untuk Dapil Halmahera Barat, Maluku Utara.

"Terkait dengan SPDP yang dikirimkan ke Kejaksaan, terkait dengan terlapor. Jelas di sini ada semacan kekurang cermatan. Bahwa di dalam perihal surat itu memang sudah merupakan format yang tidak segera disesuaikan dengan substansi. Di sini sebetulnya letak pertanyaan teman-teman wartawan," ujar Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jaksel, Rabu (12/10).

Dijelaskannya, dalam surat tersebut dicantumkan perihal kata tersangka atas nama Abdul Hafiz Anshary dan kawan-kawan.

"Padahal substansinya berdasarkan laporan dari terlapor AHA dengan empat komisioner. Jadi memang terlapor statusnya yang artinya masih dalam penyelidikan. Terlapor berarti masih dalam proses diselidiki," kata Ketut.

Menurutnya, SPDP tersebut adalah sah diterima oleh pihak Kejagung pada 15 Agustus 2011 lalu.

"Kemudian langkah-langkah penyidikan ke arah itu dilakukan. Saya tidak mau masuk jauh tentang substansi perkara ini, tapi penting diketahui bahwa yang dilaporkan Muhammad Syukur Mandar adalah bahwa dia merasa hak perolehan suara di Maluku Utara yang semula 41.075 (suara) kemudian menjadi 35.591 (suara) ada selisih kurang lebih 5484 (suara)," jelasnya (Okz/Tom)

Selasa, 11 Oktober 2011

Wow! Batu Meteor Berlafadz Allah Dijual Rp 100 Juta postheadericon



Jakarta - Batu meteor bertulis asma Allah ditemukan di Belitung. Batu ini dijual Rp 100 Juta. Berminat?

Batu berukuran sekitar 5 cm ini dijual di pameran ragam budaya Bangka-Belitung di bibir Pantai Tanjung Kelayang, Belitung, Rabu (12/10/2011). Pameran ini diselenggarakan dalam rangkaian penutupan acara sail Wakatobi-Belitung.

Lafadz Allah pada batu berbentuk lonjong ini jelas sekali terlihat memanjang. Batu ini diyakini mampu menarik minat para kolektor batu alam.

"Ini mahal karena ada tulisan Allah. Ini keajaiban mas, ini untuk koleksi," ujar penjual batu dari Stan Pemerintah Kabupaten Belitung, Rustam, kepada detikcom.

Batu satam atau batu meteor adalah batu langka yang kerap ditemukan penambang timah tradisional di Belitung. Batu satam diyakini berasal dari meteor yang jatuh ke bumi.

Masyarakat semakin yakin karena tekstur batu yang tak biasanya. Batu bertekstur keras dan bergelombang seperti permukaan bulan dari teleskop.

Selain itu dua batu satam punya kekuatan magnet saling menolak. Jadi apabila dua genggaman tangan memegang dua batu satam, maka akan menimbulkan efek bertolakan. Batu ini juga diyakini dapat digunakan sebagai media penyembuhan.

"Ini bisa jadi alat kesehatan. Jadi lebih baik daripada gelang power balance," ujarnya.

Sebongkah kecil batu meteor ini bisa dihargai Rp 300 ribu sampai jutaan hingga ratusan juta rupiah. Harga batu satam tergantung pada banyaknya guratan pada batu.

"Semakin banyak guratannya semakin mahal harganya," ujar seorang penggemar batu Satam, Raymond.

Pantauan detikcom di stan ini, batu satam yang dibuat cincin berukuran kecil dijual pada kisaran Rp 170 ribu sampai Rp 250.000. Cincin berukuran besar dijual di atas Rp 500 ribu.

Bongkahan batu satam dijual sesuai dengan guratannya. Yang paling bagus, guratannya mirip dengan patung di tengah kota Tanjung Pandan, Belitung. Harganya sekitar Rp 800 ribu.

Selain batu satam, di pameran ini juga dijual pernik-pernik khas belitung lainnya. Seperti akar bahar dan kain tenun lokal. Akar bahar yang biasa dijual Rp 50-100 ribu. Sedang yang sudah dipoles halus dijual Rp 200 ribu. Berminat?


(van/mok)

Vonis Bebas Koruptor di Pengadilan ..... postheadericon



Jakarta - Pengadilan Tipikor Bandung dan Pengadilan Tipikor Semarang membebaskan terdakwa korupsi. Pengadilan Tipikor Bandung bahkan sudah 3 kali, membebaskan terdakwa korupsi. Hal ini terjadi setelah UU Pengadilan Tipikor selesai direvisi. Apakah hal ini bisa menjadi preseden, koruptor minta disidang di daerah daripada di Jakarta yang tidak pernah divonis bebas?

"Saya pikir kalaupun tidak pernah bebas semata-mata pembuktiannya cukup kuat. Saya tidak bisa menduga-duga di daerah Pengadilan Tipikornya nggak bener begitu loh, salah kalau berpendapat begitu," ujar mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tumpak Hatorangan Panggabean ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (12/10/2011).

Salah satu dari 3 kasus terdakwa korupsi yang bebas di Pengadilan Tipikor Bandung, jaksa penuntut umum (JPU) nya berasal dari KPK, yakni dengan terdakwa Walikota Bekasi nonaktif Mochtar Mohamad. Putusan ini memecahkan rekor sebelumnya, di mana perkara yang dituntut oleh JPU dari KPK tidak pernah bebas.

"Memang saya mendengar juga, ini memecahkan rekor KPK selama ini perkaranya tidak pernah ada yang bebas. Ini pertama kali ini bebas di pengadilan tipikor Bandung membebaskan perkara yang diajukan KPK. Nanti saya cari tahu nanti mau minta berkas mempelajari perkara itu, siapa JPU-nya, mau tanya kenapa jadi bebas?" tutur Tumpak.

Sebelumnya mantan Ketua KPK ini sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap UU Pengadilan Tipikor yang saat itu hendak disahkan.

"Hambatan paling dekat adalah berlakunya Undang-Undang Pengadilan Tipikor. Dalam UU itu Mahkamah Agung (MA) akan membuat 7 pengadilan tipikor di beberapa daerah," kata Tumpak dalam rapat kerja KPK dengan Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/11/2009) malam.

Menurut Tumpak, dalam UU Pengadilan Tipikor diatur pembentukan Pengadilan Tipikor di daerah. Hal ini mempersulit gerak KPK karena diharuskan disidang di daerah kejadian.

"Kayanya KPK akan sering minta fatwa MA untuk bisa sidang di Jakarta. Tapi kata MA tidak semua perkara bisa disidang di Jakarta," keluh Tumpak.

Konsekuensinya, sejumlah perkara harus dilimpahkan Tumpak ke Polisi dan Kejagung. Mengingat KPK sulit bergerak dari Jakarta.

"Jadi kemungkinan banyak perkara yang penyidikannya akan dilimpahkan ke Kejaksaan dan Polisi karena Jaksa kita tidak bisa terbang kesana," ungkap Tumpak.

"Sementara kita sudah berkoordinasi dengan Polisi supaya bisa sidang ke daerah," tandasnya.

(nwk/mok)

Anggaran Polri untuk Teroris...... postheadericon


Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengalokasikan Rp 71 miliar untuk memberantas terorisme. Namun untuk memberantas korupsi, Polri hanya 'diberi' Rp 2,1 miliar. Sementara itu, kejaksaan mendapat dana senilai Rp 142 miliar, jauh dari alokasi anggaran untuk 'program peningkatan sarana dan prasarana aparatur kejaksaan' sebesar Rp 511 miliar.

Temuan Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) soal anggaran tahun 2012 yang timpang tersebut dinilai sebagai wujud ketidakseriusan pemerintah dalam upaya memberantas bahaya laten korupsi. Meski demikian, Fitra tetap setuju jika teroris harus diberantas.

"Teroris dan koruptor sama-sama kasus yang berbahaya, yang bisa menghancurkan negara ini. Jika pemerintah dalam hal ini presiden ingin konsisten memberantas korupsi, seharusnya memberikan anggaran yang lebih besar kepada aparat penegak hukum," kata Kordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi dalam rilis media yang diterima detikcom, Rabu (12/10/2011).

Selain menyorot polisi dan jaksa, Fitra juga menyorot anggaran yang dialokasikan untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Fitra, KPK memperoleh anggaran Rp 22 miliar pada tahun 2012 atau Rp 2 miliar lebih tinggi dari tahun 2011 untuk urusan penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan eksekusi.

Namun, menurut Fitra kenaikan tersebut belum signifikan. "Kenaikan Rp 2 miliar ini tidak signifikan mendongkrak kinerja KPK. Nilai ini jauh lebih rendah dari anggaran tahun anggaran 2010. Saat itu, KPK mempunyai pagu anggaran sebesar Rp 26 miliar," tukas Uchok.

Atas evaluasi tersebut, pihaknya meminta DPR mengubah ketimpangan anggaran tersebut. "Kami meminta DPR untuk melakukan rasionalisasi anggaran atau bisa juga melakukan penambahaan alokasi anggaran untuk pemberantasan korupsi," desaknya.


(Ari/mok)

SUMBER: DETIK.COM

2 Pemuda Pelopor Gunungkidul Wakili DIY .. postheadericon

Ilustrasi (Foto: Doc)

WONOSARI (KRjogja.com) - Dua pemuda asal Gunungkidul mewakili DIY dalam pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional. Mereka adalah Demi Ardi Pamungkas pemuda pelopor bidang kewirausahaan dan Sugeng Handoko bidang pariwisata.

“Demi Ardi Pamungkas selama ini dinilai konsisten mengembangkan kewirausahaan dengan budidaya ternak lele di Madusari, Wonosari. Mulai dari kolam kecil di lahan miliknya kini ia mampu bermitra dengan memiliki sedikitnya 12 kolam dan melayani penjualan bibit ikan lele hingga luar pulau jawa. Sementara Sugeng, berawal dari hobinya dengan dunia maya, secara perlahan ia mempromosikan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran Patuk Melalui organisasi karangtaruna, Sugeng berhasil mengambil hati masyarakat sekitar untuk memiliki kesadaran terhadap wisata,” ungkap Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid SPd, Selasa (11/10).

Bahron Rosyid berharap kedua duta Provinsi DIY ini dapat memberikan yang terbaik dan mampu bersiap fisik dan mental. Selain itu pihaknya juga mengharapkan dukungan dari berbagai pihak terutama masyarakat sekitar kedua tempat tinggal dan kiprah kedua pemuda ini.

“Tanpa dukungan dari berbagai pihak tentu akan sulit, karena itu saya berharap masyarakat juga ikut mendukung, karena penilaian yang dilakukan di tingkat nasional akan dilakukan pada pertengah Oktober bulan ini,” tegasnya. (Bmp)

375 Jamaah Calon Haji Kota Yogyakarta Diberangkatkan postheadericon

Jamaah calon haji asal Kota Yogyakarta diberangkatkan. (Foto : Deny Hermawan)

YOGYA (KRjogja.com) - Sebanyak 375 jamaah calon haji (calhaj) dari Kota Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 36 SOC diberangkatan dari Balaikota Yogyakarta, Rabu (12/10). Pelepasan rombongan yang terbagi dalam sembilan bus tersebut dilakukan oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti.

Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Yogyakarta, Fathoni menerangkan, rombongan hari ini akan berangkat menuju ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. Selanjutnya, jamaah akan terbang menuju tanah suci Kamis (13/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

"Untuk kloter 36 SOC ini semuanya dari Kota Yogyakarta. Selanjutnya, kloter 41 SOC akan diberangkatkan besok, yang dari Kota Yogyakarta ada 63 orang. Kloter terakhir 90 SOC berangkatr tanggal 30 Oktober, yang dari Kota Yogyakarta 18 orang," papar Fathoni.

Usia para calon haji, ungkapnya, yang termuda adalah 19 tahun, sementara yang tertua berusia 87 tahun. "Beberapa orang memang sudah berumur 80-an, namun kondisinya masih fit dan lewat tes kesehatan terakhir mereka masih memungkinkan untuk berangkat," imbuhnya. (Den)

Suara Kraton Harus Disampaikan Melalui postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

YOGYA (KRjogja.com) - Persoalan terkait paugeran (peraturan) di Kraton yang mengemuka dalam perkembangan pembahasan Rancangan Undang Undang Keistimewaan (RUUK) DIY diharapkan tidak memberikan kebingungan terutama bagi masyarakat. Pasalnya, kemunculan berbagai pendapat baik di lingkungan kerabat Kraton sendiri akan menimbulkan pertanyaan masyarakat.

Ketua DPRD DIY, Youke Indra Agung mengungkapkan, untuk berbicara mengenai persoalan Kraton, perlu adanya saluran resmi yang bisa dijadikan pegangan. Terlebih, Kraton sebagai suatu entitas yang dihormati harus memiliki jalur yang resmi pula dalam menyatakan pendapat. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari kebingungan ketika ada pendapat yang berseberangan antar kerabat Kraton.

"Kalau mau bicara Kraton, kita harus tau benaR representasi Kraton itu siapa. Tidak semua orang Kraton bisa mengeluarkan pendapat. Kalau berbicara soal tahta Sultan misalnya, ya beliau yang kita jadikan pegangan," ujarnya di gedung DPRD DIY, Selasa (11/10).

Dalam perkembangan terakhir, Sultan sempat menyatakan keinginan adanya perubahan dalam paugeran Kraton. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penyesuaian Kraton dengan kondisi terkini masyarakat termasuk dalam perkembangan tata pemerintahan. Sementara, beberapa kerabat Kraton lain justru menyebut tidak perlu ada perubahan dalam paugeran Kraton.

Menyikapi hal tersebut, Youke berharap agar masyarakat tetap menghormati sikap apapun yang diputuskan Kraton. Namun demikian, perlu dijadikan catatan bahwa suara yang disampaikan Kraton tersebut harus tetap melalui jalur yang resmi.

"Pernyataan itu perlu dicermati resmi atau tidak dari Kraton. Karena Kraton sebagai suatu entitas juga harus melalui saluran resmi. Kami secara prinsip dari DPRD akan tetap mengikuti suara resmi Kraton. Harus ada jalur juru bicara resmi Kraton. Dan kita hormati sikap Kraton, pegang apa yang disampaikan Ngarso Dalem," tandasnya. (Ran)

SD Srunen Ada yang Menunggangi? postheadericon

Foto: Dok

SLEMAN (KRjogja.com) - Beberapa elemen buruh di Sleman serta Forum Rakyat Korban Merapi memberikan pernyataan sikap terkait persoalan SD Srunen di Balai Desa Glagaharjo Cangkringan, Selasa (11/10). Elemen tersebut menilai Pemkab Sleman menghentikan dukungan terhadap proses pembelajaran SD Srunen.

Menanggapi hal tersebut Sekda Kabupaten Sleman, dr Sunartono M,Kes justru mempertanyakan maksud dibalik pernyataan sikap tersebut. Warga juga dihimbau waspada dengan oknum yang akan memperkeruh keadaan, karena diduga mereka bukan warga asli lereng Merapi. "Kami menghimbau kepada masyarakat disana (Merapi.red) supaya waspada. Ternyata ada orang atau pihak-pihak yang ingin memanfaatkan anak-anak (siswa SD Srunen.red) untuk kepentingannya," ungkap , Selasa (11/10).

Menurut Sunartono, proses pembelajaran di SD Srunen saat ini berjalan cukup lancar. Sekolah darurat di Banjarsari sebagai lokasi pembelaran SD Srunen juga diikuti 85 persen lebih peserta didik. "Hari ini yang masuk ada 123 anak dari total 149 peserta didik. Sedangkan yang mutasi ke SD Balerante ada 5 orang. Berarti kan para orang tua sudah sadar untuk pendidikan anaknya," imbuhnya.

Dipilihnya sekolah darurat di Banjarsari untuk pembelajaran sementara SD Srunen karena bangunan sekolah yang masuk kawasan larangan hunian. Hal ini juga sudah diperkuat dengan peraturan gubernur DIY. "Kan sudah jelas jika ada 9 dusun yang dilarang untuk hunian, termasuk infrastrukturnya. Makanya, proses pembelajaran dilakukan di sekolah darurat di lokasi aman, yakni Banjarsari itu," ungkap Sunartono.

Saat disinggung mengenai pihak-pihak yang diduga menunggangi kepentingan warga, Sunartono enggan mengomentari. Namun, pihaknya kembali menekankan supaya masyarakat turut waspada. "Warga itu sudah paham sebenarnya. Makanya sekali lagi, kami minta supaya waspada terhadap pihak-pihak yang berkepentingan," tandasnya. (Dhi)

Petani China Bangun Menara 328 Meter postheadericon

Menara yang dibangun para petani (Foto : Okezone.com/Dailymail)

HUAXI (KRjogja.com) - Setelah belum lama ini membuat seluruh mata di dunia terkagum-kagum akan jembatan terpanjangnya, China kini kembali memamerkan keunggulannya.

Sabtu 8 Oktober 2011 kemarin, Pemerintah China meresmikan pembukaan sebuah menara yang menjulang sangat tinggi hingga 328 meter di Desa Huaxi, provinsi Jiangsu, wilayah timur China.

Dibangunnya menara yang empat meter lebih tinggi daripada menara Eiffel di Paris ini, merupakan bentuk antisipasi dalam rangka meringankan tekanan pada desa Huaxi yang memiliki sumber daya lahan terbatas namun mengalami perkembangan jumlah penduduk yang pesat.

Awalnya Desa Huaxi hanya memiliki penduduk sebanyak 2.000 jiwa namun kemudian kian bertambah dan mulai menelan beberapa daerah tetangga, sehingga menyebabkan banyak warganya yang bermigrasi.

Maka dari itulah 2.000 penduduk asli warga Huaxi mengumpulkan sejumlah uang untuk mendukung pembangunan gedung pencakar langit yang dijuluki sebagai The Hanging Village of Huaxi (Desa Gantung Huaxi).

Setiap orang dari 2.000 penduduk awal desa yang kini besar dalam bidang tembakau, baja dan tekstil ini memberikan uang sebesar 10 juta Yuan (sekira Rp13,97 miliar). Bangunan ini pun menempati posisi ke-15 sebagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Demikian lansir Daily Mail, Selasa (11/10).

Karena separuh dana untuk membangun gedung yang terdiri dari 74 lantai ini merupakan hasil kolektivitas masyarakat asli desa Huaxi, maka gedung yang memiliki 800 kamar ini diresmikan tepat pada hari jadi Desa Huaxi yang ke-50 tahun. Menara ini juga menjadi simbol atas kebersamaan masyarakat di desa Huaxi.

Desa Huaxi memang menjadi desa terkaya saat ini di China. Secara signifikan selama 30 tahun terakhir desa ini beranjak dari sebuah komunitas pertanian miskin hingga menjadi simbol pertumbuhan ekonomi negara.

Ada banyak hal menakjubkan yang berada di dalam gedung pencakar langit ini. Selain 800 jumlah kamar yang dapat menampung sebanyak 2.000 penduduk asli desa Huaxi, menara ini juga memasang sebuah bola emas raksasa yang dapat dilihat langsung.

Sebuah ruang pertemuan raksasa, dan restoran mewah yang telah ditata rapi untuk menjamu sebanyak 1500 pengunjung pun tersedia. Tidak lupa sebuah kolam renang dan sebuah taman di atas kaki langit yang diletakkan di atap menara. (Okz/Tom)

DBD Incar Lima Kecamatan di Kulonprogo postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

KULONPROGO (KRjogja.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mengimbau masyarakat saat memasuki musim penghujan mewaspadai penyakit demam berdarah dengue. Dari 12 kecamatan di Kulonprogo, ada lima kecamatan yang memiliki potensi tinggi masyarakatnya terserang DBD pada awal musim hujan diantaranya Kecamatan Wates, Pengasih, Nanggulan, Galur dan Lendah.

"Penyakit yang sangat perlu diwaspadai saat masuk musim hujan yakni demam berdarah dengue (DBD), karena banyaknya genangan air yang dapat digunakan untuk berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk dengan mudah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Lestaryono di Wates, Selasa (11/10).

Meski belum masuk musim penghujan, ia meminta kepada masyarakat untuk mempersiapkan pencegahan lebih awal dengan cara membersihkan lingkungan dan menutup tempat air yang dapat digunakan untuk berkembang biak jentik-jentik nyamuk. "Sebagai persiapan untuk mengantisipasi kasus DBD, mayarakat harus mempersiapkan diri. Sebab, masa-masa awal musim hujan nanti banyak genangan air yang muncul,” katanya.

Ia mengatakan, kasus DBD di Kulon Progo sendiri tahun ini dinilai turun bila dibandingkan pada 2010. Hingga September 2011 kasus DBD yang tercatat di Dinkes sebanyak 106 kasus. Padahal, selama 2009, Dinas mencatat angkanya mencapai 292 kasus dan pada 2010 terdapat 472 kasus warga yang mengalami DBD.

"Setiap tahun memang masih ada kasus, namun kami sudah melewati siklus lima tahunan yang puncaknya terjadi pada 2010 lalu. Biasanya juga, kasus DBD menyerang pada awal tahun, sekitar Februari dan Maret," katanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran DBD, kata dia, Dinkes akan mempersiapkan langkah strategis seperti menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) oleh puskesmas di wilayah masing-masing.

"Sampai saat ini PSN menjadi senjata ampuh untuk mengurangi kasus DBD. Pengasapan adalah jalan terakhir, karena memiliki banyak efek negatif terhadap lingkungan," katanya. (Ant/Van)

Video Siswi SMA Duel Gegerkan Tulungagung postheadericon

Ilustrasi. (Foto : Dok)

TULUNGAGUNG (KRjogja.com) - Sebuah video berdurasi pendek yang memperlihatkan adegan kekerasan antara dua orang siswi sekolah menengah (SMA) beredar di Kabupaten Tulungagung. Dalam film berdurasi 2 menit 51 detik tersebut mempertontonkan dua orang remaja putri yang masih berpakaian seragam sekolah saling pukul, menjambak rambut dan membanting.

Ironisnya, saat adu fisik berlangsung sejumlah pelajar yang berada tak jauh dari lokasi perkelahian malah bersorak sorai. Tidak ada satu pun yang berniat melerai pertengkaran tersebut. Justru terkesan keduanya sengaja diadu. Diduga, pada saat perkelahian berlangsung salah seorang penonton mengabadikan (merekam) dengan kamera ponsel dan menyebarkanya.

“Hampir semua orang melihat video perkelahian ini,” tutur Ahmad salah seorang tukang parkir di sekitar alun-alun Kota Tulungagung. Peristiwa tersebut diduga berlangsung pada siang hari. Gelanggang perkelahian itu diduga di sekitar alun-alun, depan kantor DPRD.

Melihat seragam yang dikenakan, salah seorang pelajar yang berkelahi diduga berasal dari SMK Negeri 2 Boyolangu. Sedangkan rivalnya diduga warga SMA Katolik Santo Aquino Kota Tulungagung. Pertengkaran dimulai dari adu mulut yang kemudian meningkat menjadi saling serang secara fisik.

Kedua remaja putri itu masing-masing memiliki suporter yang saling berteriak memberikan dukunganya. Tayangan video itu selesai saat perkelahian masih berlangsung. “Sepertinya perekamnya memang merekamnya sampai adegan itu,“ terang Ahmad yang mengaku tidak melihat peristiwa tersebut secara langsung.

Pihak SMKN 2 Boyolangu ketika dikonfirmasi tidak bersedia ditemui. Namun, salah seorang guru membenarkan bahwa salah seorang siswi yang berkelahi merupakan anak didiknya. “Masalah ini sudah diselesaikan secara internal. Kita juga sudah menghubungi kepala sekolah yang menjadi lawan dalam video tersebut,” ujarnya singkat.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Bambang Setyo Sukarjono mengaku belum mendengar adanya video perkelahian pelajar putrid Tulungagung. Kendati demikian, pihaknya berjanji akan mempelajari permasalahan yang ada, termasuk berencana memanggil kepala sekolah masing-masing. “Kita juga akan memastikan apakah itu memang anak didik kita atau bukan,” ujarnya. (Van)

Pasar Turi Sudah Tak Sehat Lagi postheadericon

Pedagang membawa unggas ketika transaksi mulai sepi, Selasa (11/10). Jadi satunya pedagang unggas dengan penjual kebutuhan pokok di Pasar Turi Sidomu

BANTUL (KRjogja.com) - Pedagang dan perangkat Desa Sidomulyo Bambanglipuro, Kabupaten Bantul menilai, keberadaan pedagang unggas dan klitikan di Pasar Turi Desa Sidomulyo harus segera dipisahkan. Bila tak segera dilakukan, kamacetan, kesemrawutan serta bau "apek" di kawasan itu tidak bisa terelakkan. Tidak hanya itu, jadi satunya pasar unggas dan pedagang kebutuhan pokok dinilai kurang baik untuk kesehatan pengunjung serta penjual di pasar tersebut.

Lurah Desa Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, Edy Murjito SPd, Selasa (11/10) mengatakan, wacana pemisahan pedagang unggas, klitikan dengan pedagang pasar memang sangat mendesak. Semua dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan serta kelancaran arus lalulintas di kawasan itu. Edy mengakui, meski "pasaran" di pasar tradisional itu lima hari sekali, namun hal tersebut sudah menimbulkan kemacetan di ruas jalan sisi barat pasar Turi. Semua terjadi karena melubernya para pedagang klitikan dan pakaian di tepi badan jalan. Lebih memprihatinkan lagi, pedagang unggas di sisi utara bersinggungan langsung dengan ratusan penjual kebutuhan pokok.

Menurutnya penjual unggas serta klitikan sebaiknya segera dibuatkan lokasi baru di bekas gedung SD Turi yang kini belum terpakai setelah kebijakan "regrouping" sekolah. Lokasi baru yang sodorkan Edy hanya berjarak 500 meter utara Pasar Turi.

"Kami berharap Pemda Bantul membangun lokasi baru untuk pasar unggas dan klitikan, karena bila jadi satu di Pasar Turi menimbulkan kesemrawutan dan kurang baik untuk kesehatan," jelas Edy.

Sementara Madio, pedagang itik warga Parangtritis Kretek Bantul mengatakan, memang perlu segera dilakukan pemindahan bila ingian mencipatakan pasar yang sehat. Apapun alasannya, bila pasar unggas berbaur jadi satu dengan kebutuhan pokok tidak baik dari segi kesehatan. (Roy)

Kalah Lagi, Wim Diperingatkan postheadericon

Pelatih Indonesia Wim Rijsbergen.

JAKARTA (KRjogja.com) - Tim Sepak Bola Indonesia untuk ketiga kalinya menelan kekalahan dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014, tapi PSSI hingga kini masih mempercayakan Timnas kepada pelatih Wim Rijsbergen.

Sementara itu, menurut Penangggung Jawab Timnas Bernhart Limbong, hasil ini juga merupakan warning untuk Wim dalam memimpin pasukan Garuda untuk pertandingan ke depan.

"Yah, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan pelatih atas kekalahan ketiga ini. Mari kita refleksikan hasil ini bersama," ujar Limbong kepada wartawan setelah pertandingan Indonesia lawan Qatar di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (11/10).

"Walau begitu, ini juga warning untuk Wim. Bagaimana tim ini ke depannya setelah tiga kekalahan beruntun di Kualifikasi ini," tukasnya.

Limbong juga menyatakan, kendati kalah, dalam pertandingan melawan Qatar ada peningkatan dalam segi permainan punggawa Timnas sebelumnya. "Saya kira tim mengalami peningkatan dalam segi permainan, tapi kita kurang beruntung," katanya.

"Kita mau lihat, apa-apa saja yang bisa dia (Wim) dan pemain lakukan. Jadi kita tidak bisa tiba-tiba menilai siapa yang salah dan siapa yang benar," tuntasnya.
(Okz/Yan)