Selasa, 04 Januari 2011

Fenomena Matahari Cincin Resahkan Warga postheadericon

Diposting oleh cakimam | Pada 01.12

Fenomena halo yang terlihat jelas di wilayah Cangkringan. (Foto : Ardhi Wahdan)
SLEMAN (KRjogja.com) - Fenomena matahari dikelilingi lingkaran cincin pelangi yang terlihat di langit DIY, Selasa (4/1) siang sekitar pukul 10.00 WIB tadi, mengundang tanya masyarakat. Tak jarang warga resah dan mengkaitkan peristiwa alam ini sebagai pertanda datangnya musibah.
Anto, salah seorang warga Jetis, Argomulyo, Cangkringan, Sleman menduga-duga, fenomena matahari cincin atau Halo ini ada kaitannya dengan bencana lahar dingin Gunung Merapi yang menerjang kawasan Cangkringan, Senin (3/1) kemarin. "Jangan-jangan ini pertanda akan terjadi bencana lagi. Mungkin banjir lahar dingin bisa lebih besar dari yang kemarin," kata Anto cemas.
Warga lain, Nugroho juga menyatakan hal yang sama. Kejadian alam yang baru pertama kali dialaminya ini juga menyisakan teka-teki baginya. “Ini pertanda sesudah atau sebelum bencananya ya? Semoga saja ini hanya kejadian alam biasa,” ujarnya.
Fenomena Halo juga terlihat jelas dari kawasan Bantul. Peristiwa matahari cincin ini mangingatkan Edi, warga Kasihan, Bantul akan fenomena awan cirus atau awan vertikal yang terlihat di langit Bantul beberapa hari sebelum gempa bumi di Bantul 27 Mei 2006 lalu.
“Pertanda ini seperti fenomena awan lurus sebelum gempa bantul terjadi. Namun semoga ini bukan pertanda apa-apa dari alam,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menjelaskan, matahari cincin tersebut terbentuk karena adanya awan stratus, yakni butiran-butiran air sisa hujan yang terbiaskan oleh sinar matahari, sehingga membentuk partikel seperti pelangi. Jangkauan fenomena Halo juga meluas, sehingga dapat secara jelas di wilayah DIY dan sekitarnya.
"Ini sama sekali tidak ada kaitan dengan kegempaan atau bencana lainnya. Biasanya setelah hujan yang disusul oleh panas sehingga butiran air di atas itu membias oleh sinar matahari," jelas Staf Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Bambang Subadio. (Dhi)

0 komentar:

Posting Komentar