|
"Sumber daya air merupakan faktor penting dalam pertanian, tetapi saat ini terdapat kecenderungan adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang semakin menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, bukan hanya untuk sarana irigasi tetapi juga rumah tangga, industri serta keperluan lainnya," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, Selasa (28/9).
Ia mengatakan, upaya hemat air ini juga diimbangi dengan upaya konservasi sumber daya air sebagai langkah antisipasi dan pencegahan terhadap penurunan ketersediaan sumber daya air di masa depan.
"Sedangkan untuk memelihara sarana irigasi yang sudah ada, selama 2009 Pemkab Sleman memberikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp6 miliar dan telah berhasil menggalang dana swadaya masyarakat sebesar Rp 13 miliar lebih, pada 2010, Pemkab Sleman kembali mengalokasikan dana stimulan gotong royong sebesar Rp4 miliar," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, dana stimulan gotong royong ini, salah satu alokasinya adalah untuk stimulan pengelolaan saluran irigasi. "Pengalokasian dana stimulan gotong royong ini tergantung dari pengajuan proposal masyarakat. Sinergi pemerintah dan masyarakat juga terbangun sehingga saluran-saluran irigasi yang dibangun baik oleh pemerintah maupun swadaya tetap dapat terpelihara dengan dengan baik," katanya.
Ia mengatakan, pada 2009 tercatat sebanyak 25 gabungan Perhimpunan Petani Pengguna Air (P3A) dan 441 P3A di Sleman. "Kami senantiasa berupaya untuk melakukan pembinaan untuk mendukung dan meningkatkan kemandirian P3A di Sleman. Pembinaan dilakukan dalam bentuk pelatihan teknis maupun yang bersifat sosialisasi peraturan yang terkait dengan sumber daya air, irigasi dan pemberdayaan P3A sendiri," katanya. (Ant/Van)
0 komentar:
Posting Komentar