Jumat, 24 September 2010

Radius 7 Km Zona Rawan Merapi postheadericon

Diposting oleh cakimam | Pada 07.30

Sri Sumarti menunjukkan perhitungan peningkatan aktifitas Gunung Merapi. (Foto : Dian Ade Permana)
YOGYA (KRjogja.com) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta memperingatkan masyarakat di sekitar Gunung Merapi untuk mewaspadai kawasan radius 7 km dari gunung ini. Peringatan ini dilakukan menyusul terjadinya peningkatan status Gunung Merapi dari normal ke waspada terhitung sejak Senin (20/9).
Menurut Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta, Dra Sri Sumarti, peningkatan kejadian gempa vulkanik terus terasa dalam beberapa hari terakhir ini. Sejak tanggal 12 hingga 19 September, gempa multi phase (MP) mencapai 265 kali dan gempa vulkanik terjadi sebanyak 78 kali.
“Meski aktifitas luar Gunung Merapi belum ada perubahan, namun dalam perut sudah mulai bergejolak. Dalam hitungan satu minggu, jumlah tersebut sudah terlalu banyak,” kata Sri Sumarti di ruang kerjanya, Jumat (24/9).
Dalam kondisi normal, katanya, gempa vulkanik hanya terjadi satu kali perhari dan gempa multi phase 5 kali. Selain itu, pengukuran deformasi juga mengingindikasikan peningkatan, dari 0,3 milimeter perhari menjadi 11 milimeter perhari.
Sementara untuk guguran lava, Sri menginformasikan sudah ada 15 kali dalam seminggu ini. Pemantauan aktifitas Gunung Merapi sendiri dilakukan selama 24 jam melalui Pos Klatakan di sisi Barat, Pos Deles di Timur, Pos Plawungan di Selatan dan Pos Pasunglondon dibagian puncak. “Itu juga sudah meningkat, karena gejolak dalam perut sudah meningkat,” jelasnya.
Disinggung mengenai siklus letusan Gunung Merapi, dikatakan oleh Sri, perhitungan tersebut hanya berdasar evaluasi sejarah letusan. Sehingga hanya dapat digunakan sebagai catatan untuk antisipasi letusan berikutnya.
Berdasar pada letusan tahun 2006, sebelum peningkatan aktifitas mencapai puncaknya, muncul kubah lava dan titik api diam sebagai ciri di manifesti pada permukaan. Sri juga berharap agar penambang pasir mengurangi aktifitasnya karena banjir dapat datang sewaktu-waktu, sehingga mengancam keselamatan penambang. (*-7)

0 komentar:

Posting Komentar