Hidayatullah.com—Kematian seorang pensiunan akibat bunuh diri di depan gedung parlemen hari Rabu lalu di Athena, Yunani, dipandang sebagai kesalahan negara.
Dalam surat yang ditinggalkannya, Dimitris Christoulas, 77, mengatakan bahwa pemerintah telah membunuh banyak harapan lewat kebijakan penghematan anggarannya.
Christoulas adalah seorang pensiunan analis kimia dan mendapatkan uang pensiun sebesar 1.200 euro perbulan. Namun, uang pensiunnya dipangkas 15% sejak dua tahun lalu. Orang-orang yang mengenang kematiannya memahami penderitaan pria tua itu.
“Sungguh sangat memalukan. Hal seperti itu bisa saja terjadi pada anggota keluarga kita. Kita semua menuju ke sana, kita semua akan melakukan bunuh diri. Hari ini, saya mendapatkan uang bonus Paskah. Tapi, bukannya mendapat 400 euro saya malah mendapat 180 euro. Bagaimana saya mau hidup dengan uang segitu?” kata Zoe Tsirogianni, seorang pensiunan, sebagaimana dikutip Euronews (05/04/2012).
Pada bulan Februari lalu, seorang wanita mengancam akan bunuh diri loncat dari jendela kantornya, setelah mengetahui bahwa PHK massal di sektor publik terbaru menimpa suami dan dirinya. Namun, akhirnya ia mengurungkan niatnya.
Angka bunuh diri di Yunani tercatat naik 18% pada tahun 2010. Tahun 2011 kemarin, di Athena angkanya naik 25%. Padahal, sebelum pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan anggaran, Yunani termasuk negara dengan jumlah kasus bunuh diri terendah di Eropa.
Menurut Orestis Giotakos, direktur psikiatri di Rumah Sakit Militer Athena mengatakan, “Pada 20% kasus bunuh diri tidak terdapat latar belakang penyakit mental. Mereka adalah orang-orang yag mengalami peristiwa traumatik dalam hidupnya, atau mengalami kondisi keuangan yang sangat buruk, atau menderita penyakit yang tidak dapat diatasi. Dan itu (bunuh diri-red) adalah jalan bagi mereka untuk keluar dari tekanan.”
Sementara itu hingga saat ini, bentrokan terus terjadi antara aparat keamanan dengan pengunjuk rasa, yang berdemonstrasi menyusul aksi bunuh diri Christoulas untuk memprotes kebijakan ekonomi pemerintah.*
0 komentar:
Posting Komentar