|
Hal tersebut diutarakan pengamat teroris Mardigu Wowieq Prasantyo. Menurut dia, Fadli memiliki kemampuan bernegosiasi dan merekrut dengan baik. Hal ini dia lakukan tidak hanya di Indonesia, namun di negara Asia Tenggara lainnya.
”Dia memiliki kemapuan memobilisasi yang tinggi. Dia juga mempunyai networking di Malaysia yang luas,” ujar Mardigu, Sabtu (4/12/2010).
Selain di Malaysia, Fadli juga sempat berhubungan dengan kelompok separatis Thailand, Pattani United Liberation Organisation (PULO).
Mardigu mengingatkan ditangkapnya Fadli menjadi bukti bahwa kelompok teroris tidak mengandalkan kepada satu atau dua tokoh. Jika satu atau dua ditangkap, maka akan ada anggota jaringan lain dengan kemampuan yang tidak kalah hebat, menggantikan posisi.
Seperti diketahui, Fadli ditangkap saat menaiki bus dalam perjalanan ke Johor. Senjata itulah yang diduga akan digunakan untuk melancarkan serangan dan perampokan di Sumatera.
Bersama Fadli, disita dua senjata jenis revolver, sejumlah uang dalam mata uang ringgit dan rupiah, serta dokumen rencana penyerangan. (OKz/Git)
0 komentar:
Posting Komentar