Kamis, 09 Desember 2010

Mendagri Paling Bertanggung Jawab postheadericon

Diposting oleh cakimam | Pada 01.27

Gusti Prabukusumo (Foto : Rani Dwi Lestari)
YOGYA (KRjogja.com) - Gusti Prabukusumo yang resmi melepaskan jabatannya sebagai ketua DPD Partai Demokrat DIY sejak hari ini, mengaku akan terus memperjuangkan keistimewaan DIY. Ia bahkan berharap, berbagai pengetahuan tentang keistimewaan DIY bisa diajarkan pada generasi muda di sekolah-sekolah.

"Saya berharap pada seluruh sekolah dan guru di DIY agar bisa meluangkan waktunya barang satu jam untuk mengajarkan tentang keistimewaan DIY pada siswa. Ini supaya sejak kecil, warga yang ada di Yogyakarta itu sudah paham akan apa itu keistimewaan DIY. Sehingga akan terbawa saat mereka dewasa nanti," ujar Gusti Prabu usai menyerahkan KTA di kantor DPD Demokrat DIY, Kamis (9/12).

Ia mengaku sangat terpukul dan miris menyaksikan banyak pihak yang masih terus meragukan keistimewaan DIY. Baginya, beberapa pihak yang terus mengutak atik keistimewaan DIY pada dasarnya tidak pernah paham betul akan sejarah.

"Mereka tidak cermat soal sejarah keistimewaan DIY. Seharusnya mereka yang tak mau mengakui keistimewaan DIY bisa menempatkan dan membayangkan dirinya sebagai Sultan dan Paku Alam. Bagaimana ia menyerahkan harga dirinya menjadi Gubernur dan tunduk dengan berbagai aturan. Ini sebuah pengorbanan yang besar," tandasnya.

Gusti Prabu juga sempat menuding, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab penuh akan carut marut pembahasan RUUK DIY. Ia meminta Mendagri untuk kembali mempelajari amanat 5 September.

"Itu tanggung jawab Mendagri karena konsep penuh ada pada dirinya. Seharusnya ia membayangkan dirinya yang semula Sultan lalu jadi Gubernur. Bagaimana pengorbanannya dan komitmennya untuk bersatu dengan NKRI," tuturnya.

Gusti Prabu mengaku akan terus mengawal perjuangan penegakan keistimewaan DIY dengan komitmen untuk berbakti pada keluarganya. Ia juga meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersakiti oleh sikapnya karena baginya perjuangan keistimewaan adalah perjuangan harga diri.

"Memperjuangkan keistimewaan itu adalah keharusan. Karena itu menyangkut harga diri ayah saya. Sekali lagi saya tak pernah mau jadi anak durhaka dan sampai seterusnya akan melanjutkan perjuangan beliau," tandasnya. (Ran)
 

0 komentar:

Posting Komentar