Jumat, 03 Desember 2010

Jeruk Membuat Inflasi DIY Capai 0,62 Persen postheadericon

Diposting oleh cakimam | Pada 06.03

Ilustrasi (doc)
BANTUL (KRjogja.com) - Kota Yogyakarta pada bulan  Nopember 2010 mengalami inflasi sebesar 0,62 persen. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen yang didominasi oleh kenaikan komoditas jeruk sebesar 22,11 persen dengan andil 0,11 persen.

"Sedangkan komoditas lain yang memberikan sumbangan yaitu kelompok bahan makanan naik 2,48 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,42 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,18 persen,kelompok sandang naik 0,76 persen,  kelompok kesehatan naik 0,24 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,03 persen.  Sebaliknya kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,07 persen," papar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS DIY, Hayono dikantornya, Rabu (1/12)

Haryono mengungkapkan erupsi gunung Merapi yang terjadi di DIY dan Jawa Tengah pada akhir bulan Oktober dan selama bulan Nopember 2010 membawa dampak bagi perekonomian daerah. Dampak tersebut meliputi daerah sentra produksi pertanian maupun daerah pemasaran, khususnya di Yogyakarta.

"Indikasi ini tercermin dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa selama bulan Nopember 2010, kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,62 persen dengan angka indeks 124,35 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan indeks pada bulan Nopember 2010 yang mencapai angka indeks 123,58.  Sehingga laju inflasi pada tahun kalender 2010 pada Nopember 2010 terhadap Desember 2009  mencapai  6,61 persen.," jelasnya

Lebih lanjut dijelaskanya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan terhadap inflasi umum antara lain  jeruk naik sebesar 22,01 persen dengan memberi andil 0,11 persen; pepaya naik 38,19 persen dengan andil sebesar 0,07 persen; bawang merah dan beras masing-masing naik sebesar 16,62 persen dan 1,60 persen dengan memberi andil inflasi masing-masing sebesar 0,06 persen; kacang panjang naik 42,45 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,05 persen; teh manis dan telur ayam ras masing-masing naik sebesar 6,26 persen dan  5,26 persen dengan memberi andil masing-masing sebesar 0,04 persen.

Sedangkan cabe merah, buncis, emas perhiasan dan tomat sayur masing-masing naik 18,27 persen, 37,16 persen, 2,35 persen dan 43,48 persen dengan memberi andil inflasi masing-masing 0,03 persen; pasir, cabe rawit dan rokok kretek filter masing-masing naik sebesar 2,68 persen, 18,00 persen dan 0,89 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.

"Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil negatif diantaranya daging ayam ras turun 6,25 persen dengan memberi andil sebesar –0,09 persen; bawang putih turun sebesar 6,21 persen dengan memberikan andil -0,03 persen; bayam dan petai masing-masing turun 11,10 persen dan 25,01 persen dengan memberi andil masing-masing sebesar -0,02 persen;  daun melinjo, nangka muda, sawi hijau dan telephon seluler masing-masing turun sebesar 28,09 persen, 13,67 persen, 6,77 persen dan 1,41 persen dengan andil inflasi masing-masing -0,01 persen.," ungkapnya.

Dari 66 kota yang dihitung angka inflasinya pada bulan Nopember 2010, 61 kota mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi.  Inflasi tertinggi terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 2,64 persen, sedangkan inflasi terendah yaitu 0,06 persen dialami  kota Probolinggo. Sebaliknya kota Maumere mengalami deflasi terbesar 0,29  persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Balikpapan sebesar 0,04 persen.

Laju inflasi tahun kalender 2010 pada Nopember 2010 terhadap Desember 2009 sebesar 6,61 persen. Sedangkan laju inflasi year on year  pada Nopember  2010 terhadap Nopember  2009 sebesar 6,87 persen. (Fir)
 

0 komentar:

Posting Komentar